Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membukukan Karya Tulis di Kompasiana

1 Maret 2024   20:28 Diperbarui: 2 Maret 2024   04:18 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Tidak?

Setiap Penulis,menurut pendapat pribadi saya, memiliki impian bahwa suatu waktu karya tulis nya dapat diabadikan dalam bentuk buku. Tapi antara impian dan terwujudnya impian tersebut ada tantangan yang harus ditaklukkan. 

Antara lain:

mempersiapkan naskah tulisan

mau diterbitkan dipercetakan mana

mungkin juga mengenai biaya penerbitan

Kalau sudah jadi buku ,mau dikemanakan?

dan seterusnya

Secara tersirat sesungguhnya sudah saya motivasi dengan mengajak 150 Kompasianer untuk menulis. Dan semua artikel dicetak seperti gambar diatas. Penerbitan buku ini sama sekali tidak bermaksud untuk mencari keuntungan. Untuk membuktikannya, sahabat Penulis di kompasiana cukup mengirimkan artikel dan setelah siap cetak buku dikirimkan kealamat masing masing tanpa dipungut biaya apapun.

Tujuannya adalah semata mata untuk memberikan inspirasi dan sekaligus memotivasi para Penulis untuk menerbitkan karya tulis masing masing.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Buku Menjadi Warisan Bagi Anak Cucu

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan Karya Tulis saya pernah menjadi National Best Sellers versi Elekmedia Komputindo di jakarta.

Seperti kata peribahasa:" A thousand miles of a journey begin with the first step" Sejauh apapun rencana kita untuk melakukan perjalanan panjang, selalu harus diawali dengan langkah pertama. Tanpa melangkah maka kita adalah ibarat oi orang jalan ditempat

Kalau sudah membangun niat untuk mengabadikan karya tulis kita dalam bentuk buku, maka hal ini sekaligus memotivasi kita agar janganlah menulis seperti Sopir angkot kejar Setoran. Pokoknya tulis sebanyak banyak nya tanpa peduli tentang hasil tulisan kita . 

Bahkan kesempatan emas untuk menjalin hubungan persahabatan terabaikan. Karena tertumpu pada dorongan hati untuk menghasilkan artikel. 

Tentu saja hal ini merupakan hak setiap Penulis. Tetapi bila ada niat hati untuk menerbitkan buku solo karya tulis sendiri,maka hal ini akan merupakan hambatan.

Nah bila gaya menulis kayak Sopir angkot kejar Setoran ini dibiarkan berlarut larut, kelak bila membukukan Karya Tulis kita, maka kita akan sangat sibuk edit sana sini.

Karena itu hindari gaya menulis kayak Sopir angkot kejar Setoran agar kelak dengan mudah karya tulis kita dapat dibukukan

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menggurui siapapun melainkan merupakan ajakan untuk menulis dengan sepenuh hati. 

Hingga kapan saja dapat diabadikan dalam bentuk buku. Yang kelak akan merupakan warisan dan sekaligus merupakan sebuah kebanggaan bagi anak cucu kita

Siapa tahu Kompasiana berkenan menjembatani impian Kompasianers untuk menerbitkan karya tulis masing masing.Atau boleh jadi diawali dengan menerbitkan buku secara kolaborasi untuk meringankan beban biaya penerbitan. 

Semoga impian ini menjadi impian kita bersama. Dan dalam waktu dekat akan jadi kenyataan.

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun