Rela MenderitaÂ
Izinkanlah saya mengutip sebait lirik laguÂ
''Ajarilah kami bahasa cintaMu
Agar kami dekat padaMu
Cinta Itu murah hati
Rela menderita...."
Saat saya terkapar sakit selama lebih dari seminggu. Batuk terus. Demam tinggi dan mengigau sepanjang malam. Berbaring salah,bersandar tidak nyaman. Duduk berjam jam terasa sangat menyakitkan. Saya sungguh sakit dan menderita. Berhari hari tidak makan. Selera makan menurun ketitik nol. Apapun yang masuk kemulut sudah tidak mampu saya rasakan
Pakaian basah dengan keringat. Air conditioning dinyalakan..Tapi baru setengah jam, saya mengigil. AC di offkan. Tubuh saya diselimutkan. Ada botol air hangat diatas perut saya. Rasanya sakit kali ini hampir menghilangkan kesadaran diri saya. Hari hari terasa berlalu sangat lsmban..
Tetapi sesungguhnya belahan jiwa saya yang telah dengan setia mendampingi dalam hidup pernikahan selama lebih dari 59 tahun,jauh lebih menderita
Duduk sepanjang malam menjaga diri saya sebagai satu satunya laki laki yang dicintainya. Wajahnya tampak pucat.
Padahal belahan jiwa saya belum sepenuhnya sembuh Dan masih batuk batuk. Saya bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan saya wanita yang rela menderita demi cinta terhadap diri saya.
Sebebal apapun seorang laki laki, mustahil tega menghianati cinta yang begitu besar.
Saya bertekad untuk melakukan apa saja yang dapat membahagiakan isteri tercintaÂ
Renungan kecil di pagi indah
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H