Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puji Syukur kepada Tuhan Kami Berdua Sudah Sembuh

12 Januari 2024   19:21 Diperbarui: 12 Januari 2024   19:31 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hanya Butuh Waktu Untuk Pemulihan

Terima kasih kepada semua sahabat Penulis di Kompasiana, untuk doanya yang tulus. Puji syukur kepada Tuhan kami berdua sudah sembuh.

Walaupun masih butuh waktu untuk pemulihan. Setelah selama lebih dari seminggu hampir tidak tidur sama sekali.

Pelajaran hidup yang sangat berharga bagi kami berdua, untuk lebih memperhatikan kesehatan diri. Untuk menyadari bahwa stamina kami sudah tidak dapat disamakan dengan kondisi kesehatan sewaktu masih muda. Over confidence menyebabkan kami berdua menjelajahi Kualalumpur City Centre dari pagi hingga malam.  Ikut berdesakan dengan ribuan pengunjung yang sedang euforia rayakan hari Natal. 

Malam hari kami berdua mulai batuk batuk. Tapi esok harinya mssih berkunjung ke Pavilion,salah satu pusat keramain bergensi di Kuala Lumpur.

Malam hari kami berdua terus batuk batuk dan demam. Tidak bisa tidur sama sekali.  Putra kami hubungi Dokter online. Via video call.

Saya hanya menyampaikan:" Dokter,I can't sleep at all,cause of coughing. I need to sleep please" 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Puji syukur kepada Tuhan, belahan jiwa saya sembuh dalam dua hari . Tapi sakit saya berlangsung hingga kami berdua kembali ke Perth.

Baru dua hari yang lalu, saya mulai sembuh. Kasihan isteri saya terus menjaga saya siang malam. Menyuapkan saya bubur, yang hanya mampu makan dua tiga sendok. Selera makan menurun ketitik nol. Setiap kali bernafas selalu diikuti dengan batuk. Setiap kali batuk,rongga dada dan kepala sakit teramat sangat.

Putra kami dan mantu serta cucu kami mengirimkan beragam makanan.Tapi hampir tidak saya sentuh.

Benar seperti kata peribahasa:" Sehat itu memang bukanlah segala galanya. Tapi bila kehilangan kesehatan maka segala sesuatu menjadi tidak berarti.

Saya terbaring sakit ditempat tidur yang empuk. Ada selimut tebal bila saya mengigil. Ada air conditioning bila kepanasan. Aneka ragam masakan tersedia.

Dikelilingi oleh isteri tercinta serta anak mantu cucu yang menyayangi. Serta sahabat Penulis di Kompasiana., yang dengan tulus hati mengirimkan pesan yang sangat menyejukkan hati.

Salah satu contoh:

Selamat dan semangat pagi Ayah Tjipta yang ananda hormati

Apa kabar Ayah?

Harapan dan doa ananda, ayah dan bunda kembali pulih, sehat dan beraktivitas sediakala sebagaimana biasa. Kembali menulis dan blogwalking menyapa kami di Kompasiana

Salam hangat penuh takzim dari ananda di Kota Tepian Mahakam

+++++++


Happy Wedding Anniversary
Bapak dan Ibu Tjiptadinata
🙏🏻🤗🙏🏻

Salam sayang & salam hangat,
Christina Budi Probowati dan keluarga di Bandungan

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Satu lagi:


Moga-moga kesehatan Pak Tjipta semakin baik. Salam sehat untuk Pak Tjipta dan keluarga.

++++++

Selamat pagi Ayahanda Tjip.

Semoga kesehatan Ayahanda Tjip dan Bunda Roselina segera pulih ya. Ananda doakan.

Ananda baru tahu dari artikel Pak Irwan

Selamat sore Ayah dan Bunda. Apa kabar?

Selamat tahun baru, semoga Ayah lekas pulih, dan Bunda juga segenap keluarga sehat.

Mohon maaf tidak semua pesan via WhatsApp dapat saya tuliskan di sini. 

Beberapa kalimat sederhana tersebut diatas, disaat kondisi kesehatan sedang mencapai titik nol, sungguh merupakan sebuah penghiburan tak ternilai.

Terima kasih tak terhingga kepada semua sahabat Penulis di Kompasiana untuk doa dan perhatian yang begitu besar terhadap kami berdua 

Tak terbayangkan, saudara saudara kita yang sakit dan terbaring di gubuk. Tanpa obat dan makanan serta tidak ada yang menghibur.

Rasa sakit yang saya rasakan selama lebih dari seminggu, menyadarkan saya agar jangan asyik dengan hidup yang berkecukupan, sehingga lupa mengaplikasikan hidup berbagi secara nyata

Walaupun tidak mungkin ada yang mampu memikul beban hidup orang lain,  setidaknya dengan mengulurkan tangan minimal dapat meringankan beban hidup orang lain yang sedang menderita.

Renungan diri jelang pemulihan

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun