Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Arti Natal

25 Desember 2023   19:54 Diperbarui: 27 Desember 2023   08:18 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serta Mengaplikasikan Dalam Hidup

Setiap orang tentu saja bebas memaknai arti Natal dalam kehidupannya.. Yang boleh jadi berbeda dengan cara kita memaknainya. Mana yang benar dan mana yang salah tentu bukan hak kita untuk menghakimi.

Tulisan ini semata mata berbagi cuplikan pengalaman hidup pribadi, bagaimana kami memaknai arti Natal .Serta bagaimana mengaplikasikan dalam perjalanan hidup.

Natal yang terindah yang kami rasakan adalah saat merayakannya ditengah-tengah keluarga tercinta.

Inti  Natal adalah:" Kasih"  Yang ditandai dengan berbagi terhadap sesama yang membutuhkan uluran tangan. Tidak musti dalam wujud financial, tapi bisa saja dalam bentuk perhatian yang tulus.

Ada tersirat dalam the wisdom words:' A thousand miles of a journey begin with the first step " Sejauh apapun tujuan yang ingin ditempuh selalu diawali dengan langkah pertama.

Hal ini berlaku juga dalam berbagi kasih. Yakni diawali dengan menerapkannya terlebih dulu dalam keluarga sendiri.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Keluarga adalah prioritas pertama dalam menapaki hidup di dunia ini.Alangkah naifnya , bila merayakan Natal besar-besaran diluar sana bersama orang lain, sementara dalam keluarga sendiri tidak ada kedamaian.



Selain dari ritual  keagamaan di gereja, saat kebersamaan di tengah tengah anak mantu cucu serta cicit cicit, sungguh merupakan sebuah moment terindah dalam merayakan Natal bagi kami sekeluarga.

Dalam luapan kegembiraan hati tentu saja tidak lupa bahwa diluar sana masih banjak orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

Menyumbangkan sebagian dari uang atau pakaian layak pakai, untuk orang-orang yang tidak mampu, agar mereka juga dapat merasakan sepotong kasih dalam perayaan Natal.Tanpa memilah, mereka itu beragama apa ataupun mungkin tidak beragama. Beginilah kami memaknai Natal secara universal. Sepotong pakaian hangat, yang mungkin bagi kita sudah tidak digunakan lagi, bisa jadi bagi orang lain ,justru merupakan sesuatu yang sudah lama di dambakan

Terobsesi untuk terapkan hidup berbagi ,sungguh merupakan obsesi yang sangat manusiawi.

Atau mungkin ada yang sedang tergolek lesu karena tidak ada lagi yang dapat dimakan. Selembar uang dari dompet kita dapat menghadirkan kegembiraan hidup dalam dirinya.

Hidup berbagi,memang tidak dapat secara serta merta atau spontan terwujud, karena harus melalui proses purifikasi atau penjernihan hati kita masing masing.

Kasih itu murah hati dan kasih itu penuh dengan belas kasih terhadap sesama, apapun sukunya, apapun agama yang diimani. Karena kasih adalah tanpa sekat dan pagar.

Bagi saudara saudara kita yang sedang menderita, sebungkus nasi ramas jauh lebih bernilai daripada kothbah panjang lebar tentang kasih.

Sepotong renungan kecil di Hari Natal

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun