Bagaimana Kita Menyikapinya?
Di era digital ini, perbedaan antara hubungan persahabatan di dunia nyata dan persahabatan di dunia maya hanya setipis kertas.
Bahkan akibat sering ada kesempatan untuk saling berkomunikasi via WA ataupun lewat kolom komentar, hubungan persahabatan dengan sahabat di dunia maya " jauh lebih mesra" .
Kata " mesra" sengaja ditempatkan diantara tanda petik untuk mencegah salah persepsi dalam menerjemahkan kata "mesra". Maksudnya adalah terasa lebih akrab.Â
Sebagai contoh, kami berdua biasa menyapa sahabat sesama Penulis di Kompasiana, yang usianya sebaya anak cucu kami dengan sapaan:" Selamat pagi ananda Hera Veronica yang Opa dan Oma sayangi"
Selamat pagi Hennie yang kami sayangi.. Selamat pagi ananda Ari Budiyanti yang Ayahanda dan Bunda sayangiÂ
Atau:' Selamat pagi ananda Christina Budi Probowati yang kami sayangi" .Â
Sedangkan terhadap sahabat di Luar dunia tulis menulis, kata kata "sayang" ini agaknya jarang diucapkan, karena tidak setiap hari ada kesempatan untuk saling bertegur sapa, sehingga kalau tetiba saja bilang:" sahabat yang saya sayangi,bisa bikin sahabat kita jadi kaget. Dan boleh jadi mikir:" koq jadi aneh nih orang?"
Boleh jadi karena jabatan seseorang, sehingga walaupun usianya sebaya cucu, dipanggil dengan:"Pak atau Buk" sebatas formalitas belaka.
Tetapi di dunia maya, termasuk dalam dunia tulis menulis di Kompasiana , yang disapa dengan kata " sayang" sudah memahami secara positif, bahwa ucapan "sayang" antara anak terhadap orang tua dan kakek nenek. Bukan sayang sayang seperti di film romantis.
Kembali KetopikÂ
Untuk memahami istilah " Persahabatan di Dunia Maya" perlu mendapatkan perhatian yang lebih baik.
Kata kata" Persahabatan di dunia maya" jangan sampai memberangus cara berpikir kita,bahwa persahabatan di Kompasiana ini adalah sesuatu yang semu..
Walaupun sebagian besar antara kita belum saling ketemu face to face,tetapi spirit dari persahabatan itu sendiri adalah nyata. Sahabat sesama Penulis di Kompasiana.
Alangkah malangnya ,bila seseorang mengira,bahwa realita itu hanyalah sesuatu yang bersifat phisik.,bisa dilihat dan diraba. Kalaulah realita hanya bersandar pada patokan ini,maka kita akan kehilangan akan makna : cinta, kesetiaan dan persahabatan.
 Karena ketiga aspek kehidupan ini, jelas bukan sesuatu yang bersifat phisik,tetapi ia berada diambang maya.yang tak terlihat dan tak teraba.,tapi bisa dirasakan .
Bahkan ketiga unsur yang tak terlihat dan tak teraba ini ,justru menentukan akhlak kita sebagai makluk ciptaan Tuhan ,yang memiliki:cinta,persahabatan dan kesetiaan.Â
Yakni hubungan persahabatan dan kekeluargaan yang berdasarkan nothing to loose. Kami menyayangi semua sahabat dan sanak saudara dengan setulus hati..
Renungan kecil di pagi indah
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H