Sejak Covid Menjajah Dunia
Kisah tentang Sinterklaas terus berkembang dari masa kemasa. Sejak saya masih duduk dibangku Sekolah Rakyat, perayaan Harl Sinterklaas sudah jadi tradisi. Apalagi sebagai salah seorang murid dari " Sekolah Belanda", saya sangat merasakannya. Yang dimaksudkan dengan "Sekolah Belanda"adalah Sekolah Katholik
Karena pada waktu itu sebagian besar guru yang mengajar adalah orang Belanda. Saya pribadi juga merupakan salah seorang murid dari Sekolah Belanda ini.
Kembali Ketopik
Pada waktu itu setiap kali ada perayaan Sinterklaas, selalu ada Swaterpiet, yang menyandang karung dipundaknya.
Seiring dengan perkembangan zaman, banyak protest terhadap keberadaan Piet hitam. Karena dianggap sebagai tindakan rasis.
Sehingga kelak Sinterklaas tampil sendiri tanpa Piet hitam. Kendati demikian, gonjang ganjing tentang Sinterklaas terus berlanjut.
Antara lain bahwa Sinterklaas tidak sama dengan Santa Claus. Dan seterusnya. Masalah tanggal juga dijadikan bahan perdebatan kayak orang kurang kerjaan. Hari Sinterklaas biasanya dirayakan setiap tanggal 5 Desember, tapi ada yang protes.:" Salah, bukan tanggal 5 tapi yang benar adalah tanggal 6 Desember. Masalah sederhana, oleh segelintir orang,dibuat jadi rumit,agar ada bahan yang dijadikan Topik tulisan diberbagai media.
Padahal bagi anak anak, kehadiran Sinterklaas hanya sebatas menghadirkan kegembiraan .Anak anak sama sekali tidak peduli tentang gonjang ganjing orang dewasa tentang Sinterklaas.
Sinterklaas Tinggal Kenangan
Tahun tahun sebelum Covid 19 melanda dunia, termasuk negeri Kanguru ini, setiap menjelang tanggal 5 Desember, setiap tahun adalah merupakan hari-hari ceria dan penuh kegembiraan bagi anak-anak Karena ada  Sinterklas yang akan membagikan hadiah berupa aneka ragam cokelat dan permen.
Sesungguhnya bagi anak-anak tersebut, bukan masalah dapat permen dan hadiah yang membuat mereka gembira melainkan suasana bersama Sinterklas. Mereka dengan penuh sukacita mengikuti ke mana saja Sinterklas melangkah.
Karena kalau sekedar permen dan coklat dirumah mereka pasti ada
Tetapi sejak Covid melanda dunia, Sinterklaas hanya tinggal kenangan indah.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H