Penting Mempersiapkan DiriÂ
Post Power Syndrome yang dapat diterjemahkan dalam bahasa awam adalah:' gamang"
Dalam arti yang sempit , gamang dapat dimaknai sebagai:"takut jatuh " Sebagai contoh sederhana, akibat pernah jatuh dari pohon yang mengakibatkan geger otak parah, maka sejak saat itu saya gamang setiap kali naik ketempat tinggi. Padahal dulu sebelum jatuh, pohon kelapa yang tinggi belasan meter saya panjat.
Orang tidak hanya gamang saat berada ditempat tinggi, tetapi bisa gamang menjalani hidup. Karena merasa dirinya tidak siap bila harus berhadapan dengan tantangan hidupÂ
Analogi sederhana ini hanya untuk.mempermudah memahami apa yang dimaksudkan dengan post power syndrome, tanpa harus sibuk cari referensi sana sini.
Kegamangan menghadapi hidup yang disebut sebagai Post Power Syndrome, tidak hanya hinggap pada para Pejabat. Tetapi merambah kepada siapa saja
Khusus bagi  mereka yang pernah merasa mengalami masa masa kejayaan dalam perjalanan hidupnya.Â
Tidak perlu menengok terlalu tinggi keatas.
Mungkin tetangga kita, yang dulunya tampil penuh percaya diri dan setiap kali berbicara selalu berapi api. Tetapi setelah pensiun, berubah total. Atau jangan jangan salah seorang sahabat baik kita?
 Alangkah eloknya, bila sejak sedini mungkin mempersiapkan diri . Agar bila masanya tiba, kita bisa turun panggung dengan penuh rasa percaya diri.
Bila tidak mempersiapkan diri sejak sedini mungkin, akan merasa gamang menjalani hidup.
 Akibatnya:
menjadi labil
emosinya tidak lagi stabil
merasa tidak dihargai lagiÂ
merosotnya daya tahan tubuh
Selama ini tidak pernah terbayangkan bahwa suatu waktu dirinya akan turun panggung
Memasuki, masa masa pensiun, menjadi sesuatu yang amat menakutkan .
Â
- lunturnya antusias jalani hidup
- mudah tersinggung
- untuk hal yang sepele.
- suka bernostalgia masa jayaÂ
- rentan terhadap berbagai perubahan.
Â
Kegalauan dan kegelisahan hati, serta rasa khawatir berlebihan menghadapi masa Pensiun , dapat mendistorsi jiwa seseorang yang tidak mempersiapkan diri sedari awal
Sebenarnya terlepas dari siapapun adanya diri kita, adalah wajar, ada rasa kekuwatiran, menghadapi masa masa pensiun. Karena pensiun, bukan hanya pemasukan uang tidak lagi berjalan seperti biasa, tetapi pensiun juga berarti, ia tidak lagi memiliki "kekuasaan" untuk "memerintah" orang lain. Bila gejala ini merambat dan menguasi dirinya, maka kegalauan dan keresahan tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi terimbas kepada seluruh anggota keluarga.
Mempersiapkan diri sejak awal, dengan menanamkan di hati bahwa suatu waktu suka ataupun tidak, kedudukan kita akan digantikan oleh orang lain.Â
Ingatkan pada diri kita, bahwa pensiun adalah sesuatu yang wajar yang merupakan proses alami. Â Dengan jalan menerima bahwa hal tersebut adalah suatu kenyataan hidup, maka hati kita menjadi tenang.
Mempersiapkan rencana investasi jangka panjang dengan resiko yang seminim mungkin
Memasyarakatkan diri dengan menjalin hubungan persahabatan dengan siapa saja  Sehingga saat memasuki masa pensiun, akan tetap akan dihargai sahabat kita.
Kami berdua sudah membuktikannya.
Janganlah  mengabaikan prinsip hidup yang satu ini:
segala sesuatu yang sudah berhasil dicapai, tidak akan selamanya kita miliki
Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman hidup pribadi
Syukur kepada Tuhan kami berdua dapat menikmati indahnya masa pensiun. Walaupun kami tidak kaya, tetapi kami dapat menikmati hidup secara layak dan tidak menjadi beban anak cucu.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
Terima kasih
Tjiptadinata EffendiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI