Ungkapan:
"Saking miskin maka kami hanya makan dengan sambal lado."
Ungkapan ini melukiskan seakan akan"sambal lado" adalah masakan paling murah.Â
Tapi dengan melonjaknya harga Cabe, maka sambal lado tidak dapat lagi di anggap masakan murahan. Â Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Padang,maka mendengar tentang Sambal Lado, tentu saja selalu menarik bagi kami untuk disimak.
Kemarin, sahabat Penulis di Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang, menulis:
Harga Cabai Makin Menyengat, Perlu Kurangi Konsumsi Cabai
https://www.kompasiana.com/irwanrinaldiÂ
Bagi orang Indonesia, khusus orang Padang, makan tanpa Sambal Lado tentu saja terasa tidak nikmat. Karena itu masalah lado, secara automatis menarik perhatian.
Bagaimana kami berdua yang tinggal di negeri orang? Tinggal di Australia selama belasan tahun, tidak mengubah selera kami. Walaupun ada ungkapan
"Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung"
Bukanlah berarti harus ikut gaya hidup orang Australia. Kami setiap hari makan ditemani Sambal Lado. Yang dipersiapkan oleh isteri tercinta.
Urusan harga Cabe menggila tidak hanya terjadi di Tanah Air kita tetapi juga terjadi di Australia
Silakan dibaca harga Cabe pada foto pendukung. $49,99 setara dengan Rp.500.000 ! Perkilogram
Untuk menyiasati dikala harga cabe sedang tidak kambuh kegilaannya maka kami beli satu killo. Istri tercinta langsung memblender . Dijadikan Sambal Lado dan disimpan di Kulkas untuk persiapan.
Agar tahan lama maka sambal lado dimasak hingga kental dengan minyak untuk mencegah terjadi tumbuh jamur.
Perlu minyak untuk masak sambal lado dipastikan minyak goreng cukup. Bumbu seperti garam, kunyit dan daun Salem serta bawang putih ikut dimasak bersamaan
 Sehingga Sambal Lado siap Saji.Â