Jadikan Pujian Sebagai Motivasi Diri

Agar Jangan Sampai Memabukkan

Orang tidak hanya bisa mabuk karena minum alkohol, tetapi bisa mabuk karena berbagai hal.

Antara lain:

mabuk harta

mabuk kekuasaan

mabuk pujian

dan seterusnya

Walaupun penyebab berbeda, tapi yang namanya mabuk efeknya sama. Yakni sama sama lupa diri dan kehilangan kontrol diri.

Khusus dalam artikel ini ijinkanlah saya membahas tentang Pujian. 

Agar jangan sampai pujian memabukkan diri kita,maka jalan terbaik adalah menjadikan pujian sebagai motivasi diri.

Ijinkanlah saya kutip dari artikel Pak Akihensa,yang akrab saya sapa:"Pak Hendro Santoso"

Kutipan:

Saya sangat terinspirasi oleh panutan saya Pak Tjiptadinata dan Bu Roselina yang tetap setia berkarya di Kompasiana sampai di usia mereka yang sudah 80 tahun.
Beliau-beliau ini setiap hari menulis dan menyapa kita dengan hadir di kolom komentar artikel yang kita tayangkan di Kompasiana. Sangat berkesan kiprah mereka di Kompasiana ini tanpa pamrih.

Pak Tjiptadinata adalah satu-satunya Maestro di Kompasiana dengan karya mencapai 7 ribu artikel. Karya-karyanya sudah dibaca oleh 6,6 Juta pembaca.
Sumner:
https://www.kompasiana.com/hensa

Walaupun bukan termasuk tipe orang yang gila pujian tetapi tentu saja saya senang mendapatkan sebuah pujian yang tulus dari sahabat kita Pak Hendro Santoso. Membayangkan diri sebagai the only one Maestro diantara sekian ribu orang Penulis di Kompasiana,bisa membuat saya melambung tinggi. Dan lupa membumi hehehe 

Pujian ini bagi saya merupakan spirit yang mengingatkan agar tetap konsisten dalam dunia tulis menulis khususnya di Kompasiana. 

Hal ini saya jadikan motivasi diri,agar jangan sampai menjadikan saya lupa diri. 

Bahwa di Kompasiana ada banyak Penulis yang jauh lebih mampu menghasilkan karya tulis yang lebih baik dibandingkan dengan diri saya.

Terima kasih kepada Pak Hendro Santoso dan semua sahabat Penulis di Kompasiana yang telah berbaik hati memberikan support kepada kami berdua.

Hanya sebuah renungan kecil dipagi musim semi

Tjiptadinata Effendi