Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Suatu Waktu Harus Memilih, Melukai Hati Orang atau Berbohong

12 Juli 2023   19:58 Diperbarui: 12 Juli 2023   19:59 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

Mana Yang Akan Dipilih ?

Hidup ini penuh dengan pilihan pilihan. Begitu pagi tiba,kita sudah dihadapkan pada pilihan,mau melanjutkan tidur ataukah bangun ? Lalu mau mandi atau duduk nonton tv ? Pilihan demi pilihan ini terus berlanjut dari pagi hingga malam tiba . Tetapi bilamana pilihan hanya menyangkut urusan pribadi,maka sama sekali tidak ada masalah . Semuanya terpulang pada diri masing masing. Mau rajin bangun pagi ataukah mau bermalas malasan dan baru bangun siang hari,itu urusan pribadi kita yang tidak dapat di intervensi oleh orang lain. 

Tetapi terkadang kita dihadapkan pada pilihan yang rumit , yakni mengatakan terus terang ,tapi akan melukai hati orang ataukah kita memilih berbohong demi menghindari melukai hati orang ? 

Misalnya Kita diundang makan dirumah sahabat kita yang miskin. Usai makan, sahabat kita bertanya:" Bagaimana masakan saya?
Walaupun sesungguhnya  masakannya  jauh dari dapat disebut enak, tapi kalau kita berterus terang justru akan melukai hati sahabat kita.  Yang sudah bersusah payah mempersiapkan semua masakan untuk kita sebagai sahabat lamanya. 

Mengenai pilihan antara berterus terang yang melukai hati orang atau berbohong untuk kebaikan adalah dilema moral yang cukup kompleks. Pilihan terbaik dalam situasi tersebut tergantung pada konteks dan nilai-nilai yang kita anut.

Mana yang akan disampaikan:

"Wah masakannya enak bu. Nih habis kami makan "

atau" Maaf bu, masakan terlalu asin. Dagjng Rendang nya alot banget. !?"

Berterus terang yang melukai hati orang
Jika memilih untuk berterus terang tentang bahwa kita tidak  menyukai masakan sahabat kita, ini bisa melukai perasaannya. Berbicara jujur, efeknya bisa membuat sahabat kita merasa kecewa atau tersinggung. Dalam beberapa kasus, kejujuran yang terlalu tajam dapat merusak hubungan baik yang dengan susah payah dibangun.

Ada orang yang dengan bangga mengatakan:"Saya sih to the point. Saya katakan apa adanya. Saya tidak pandai bermanis manis " 

Sosok orang seperti ini,merasa bangga,bahwa ia selalu to the point,walaupun harus melukai hati orang lain.  "Emang dari sononya saya suka berterus terang mau apa  lagi ?"  

Sepanjang perjalanan hidupnya,entah sudah berapa orang yang terluka hatinya,oleh tipe orang yang bangga akan dirinya,karena selalu berterus terang,tanpa memperdulikan perasaan orang  lain

Dalam kedua situasi tersebut, penting untuk mempertimbangkan konteks dan nilai-nilai yang kita anut. Beberapa orang mungkin mengutamakan kejujuran yang tegas, sementara yang lain mungkin lebih menghargai menjaga perasaan orang lain. Ini adalah keputusan yang sangat individual. Termasuk tipe manakan diri kita ?

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun