Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Misteri Kehidupan Tak Terjamah Logika

11 Juni 2023   07:35 Diperbarui: 11 Juni 2023   07:37 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/bersama komunitas gereja 

Perlu Persiapan Sikap Mental

Mungkin pernah mendengarkan lirik lagu "Que Sera Sera" . Salah satu kalimat berbunyi:"The future not out's to see..que sera sera".

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan..what will be will be. Apa yang memang harus terjadi, maka terjadilah.

Sebagai contoh nyata, kami berdua tidak pernah membayangkan suatu waktu akan tinggal di negeri orang. Bahkan mimpipun tidak. Kami rencana tinggal di Kinali, Pasaman Barat. Sebagai langkah pertama, kami sudah membeli tanah dengan Sertifikat Hak Milik. Bahkan sudah ditanami dengan puluhan pohon kelapa.

Tetapi kelak ketiga anak anak kami menyelesaikan study di Amerika, mereka pindah ke Jakarta dan Australia.

Maka rencana kami berdua tinggal rencana. Karena mau apa kami berdua hidup di Pasaman?

Akhirnya kami berdua ikut tinggal bersama anak mantu cucu serta cicit cicit di Australia 

Agar Tidak Terasing di Negeri Orang 

Awal pertama datang kami berdua sempat mengalami cultural shock. Karena itu kami bertekad  untuk memahami budaya, adat istiadat, dan norma-norma sosial negara tersebut. 

Buku, artikel, ikut bergabung dengan berbagai komunitas, agar mampu beradaptasi Memahami dan menghormati budaya membantu kami menjalin hubungan persahabatan dengan warga lokal. Tanpa kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia.

Salah satu cara terbaik untuk berinteraksi dengan orang-orang di Australia adalah dengan mempelajari bahasa setempat. Menguasai bahasa lokal akan membantu kita berkomunikasi dengan lebih mudah dan merasa lebih diterima oleh komunitas setempat. Tidak musti sempurna. Yang penting cukup untuk dapat saling berkomunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun