Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Sampai Terbius Kesuksesan Semu

29 Mei 2023   19:27 Diperbarui: 29 Mei 2023   19:38 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Yang Kelak Akan Disesali Sepanjang Hayat

Ada istilah,:"Nasi sudah jadi bubur" Kalau dianalogikan dalam kehidupan nyata, nasi jadi bubur ? No ,problem at all. Karena bubur bisa dimakan dengan nikmat. Yang  berbahaya adalah justru :"Nasi sudah jadi arang "Nah bila hal ini terjadi ,maka betapapun laparnya ,mustahil kita dapat makan nasi yang sudah jadi arang. 

Kalimat ini hanyalah sebagai pembukaan, bahwa bila kita larut dalam menikmati gaya hidup dengan berfoya foya, maka kelak menyesalpun sudah tidak ada gunanya lagi. Karena itu selagi masih ada kesempatan,persiapkanlah masa tua kita dengan cermat .Karena suka atau tidak suka,tak seorangpun dapat menunda ,bahwa suatu waktu kita semuanya akan menjadi tua . Kemampuan untuk bekerja sudah sangat terbatas.  

Mempersiapkan Konsep Masa Pensiun

Memutuskan sesuatu.apalagi hal itu tidak hanya menyangkut harkat hidup kita pribadi ,tetapi juga akan membawa dampak pada kehidupan keluarga dan anak cucu kita. Alangkah lebih baik,bila kita mempertimbangkan secara bijak.

Kita boleh saja mengatakan,bahwa kita bukanlah tipe manusia yang money orientedNamun jangan lupa,tanpa uang ditangan,maka kita akan terbelenggu di kursi duduk kita,Karena realita tak terbantahkan adalah bahwa apapun yang akan dilakukan,semuanya butuh uang. Uang memang bukanlah segala galanya dalam hidup ini,tapi sadarlah bahwa untuk hidup kita butuh uang . 

Jangan sampai terbuai oleh kalimat yang menjebak:"Money is the root of evil " Uang adalah akar segala kejahatan. Sesungguhnya bukan uang yang menyebabkan terjadinya kejahatan,melainkan tergantung pribadi masing masing.

Membiarkan pikiran terbius,bahwa hidup itu akan enak selamanya ,adalah sebuah kesalahan,yang kelak akan diratapi selamanya,Kitalah yang menggiring masa depan kita,sesuai dengan apa yang kita rancang dan yakini. Karena pikiran mendahului suatu realita. Karena itu perlu sesekali melakukan introspeksi diri, agar jangan sampai salah menentukan arah hidup kedepan. 

Peribahasa atau the wisdom words, harus disikapi secara arif dan bijak, Kalimat kalimat indah , jangan sampai membius kita, sehingga salah menentukan arah hidup.Salah alamat,bisa merusakan sebuah rencana, Salah menentukan arah hidup, bisa membawa seluruh keluarga kita dalam kesengsaraan. Oleh karena itu ,hendaknya kalimat kalimat indah,yang dikemas begitu piawai, hendaknya selalu ditempatkan tak lebih dari sekedar sebuah masukan atau sebuah :” Option” .Kata :” Option atau optional” jelas menegakkan sebuah garis lurus, bahwa kata kata bijak , jangan sampai disikapi secara berlebihan

Konsep hidup masa depan,maupun konsep hidup yang akan dijalani dalam memikmati masa pensiun,diciptakan oleh pikiran yang kita endapkan di pikiran kita. Oleh karena itu,idealisme yang bersarang dalam pikiran kita, perlu diselaraskan dengan kenyataan hidup,bahwa realita tidak menuruti alur ilmu matematika .Karena ia memilik jalur dan konsepnya tersendiri,yang terselubung secara misteri dalam ilmu kehidupan.

Uang Bukan Segalanya Dalam Hidup Ini (Benar)


  • Memiliki uang belum tentu membahagiakan diri dan keluarga
    Memiliki uang bukan juga berarti semua masalah bisa diselesaikan serta merta
    Dengan uang ,kita hanya dapat membeli kesenangan, tapi bukan kebahagiaan
    Dalam kondisi tertentu, uang tidak lagi berarti apa apa, terjadi perpecahan dalam keluarga


Kebenaran yang tampak secara kasat mata, bukanlah sebuah kebenaran yang hakiki. Ada hal hal lain,yang perlu dipahami, bahwa :”
Segala sesuatu dalam hidup ini butuh uang” Hidup bergerak dari waktu kewaktu dan dari satu sudut ke sudut lainnya. Siapa saja yang hidup statis dan bersikap menunggu , maka ia akan terlibas oleh arus kehidupan .Hidup tidak selalu lemah lembut, Hidup tidak dapat memilah dan membedakan mana orang muda dan mana orang tua,semua diperlakukan sama.

Tidak jarang hidup itu keras dan bengis,serta tidak berbelas kasih,,Betapapun seorang anak manusia meratapi nasibnya,yang sudah terlanjur buruk,tidak akan mengubah apapun, Semoga kita semuanya lulus dengan nilai terbaik dalam setiap ujian di Universitas Kehidupan.


Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun