Mengapa harus malu?
Kuatir dibilang nggak punya uang? Atau kalah gengsi dengan orang lain?
Membangun personal branding tidak musti petantang petenteng keluar masuk ke restaurant. Tapi dapat dilakukan dengan cara menerapkan Slow Living.
Tapi bila ada tamu dari Indonesia,maka kami ajak makan di restaurant. No problem at all.Kami berdua jauh dari sebutan kaya, tapi bersyukur kepada Tuhan kami hidup dalam kecukupan.
Kami makan di restaurant bila diundang atau mengundang. Bukan masalah pelit.
Kalau untuk kegiatan sosial kami berdua tidak main hitung hitungan. Tentu saja sesuai kemampuan. Maksudnya, tidak main hitung untung rugi dalam hal kemanusianÂ
Gaya Hidup Slow Living Mencegah Penuaan Dini
Banyak orang  berpikir bahwa tua itu hanya sebatas menyangkut, kulit yang mulai keriput, rambut mulai memutih, dan berjalan cepat sudah susah. Sesungguhnya, penuaan itu menyangkut seluruh aspek kehidupan yang ada dalam diri kita, termasuk pengaruh secara psikologis, antara lain ingin tampil hidup bergaya. Yang membutuhkan biaya besar dan mengakibatkan stress terselubung. Saking mengejar personal branding sebagai:"orang kaya" secara tanpa sadar telah menguras keuangan keluarga.Bahkan tabungan untuk hari tuapun ludas.Â
Setelah tidak mampu lagi hidup mengikuti gaya orang kaya,maka membias pada kehidupan pribadi
Kalau biasanya sangat proaktif dalam berinteraksi dengan masyarakat, kini sudah bersikap apatis atau masa bodoh.
.
Masalah kecil dapat memicunya menjadi sedih atau berang.
Tidak lagi fokus pada pembicaraan dan tidak jarang mengulang-ulangi apa yang sudah dikatakan.
Ada saja yang dirasakan sakit, mulai dari pinggang, kepala pusing, jalan susah, hingga berkurangnya nafsu makan .
Senangnya hanya satu, yakni duduk bermenung atau tidur