Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Kami Berdua Menjalani Slow Living?

20 Mei 2023   07:59 Diperbarui: 20 Mei 2023   13:10 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Mengapa harus malu?

Kuatir dibilang nggak punya uang? Atau kalah gengsi dengan orang lain?

Membangun personal branding tidak musti petantang petenteng keluar masuk ke restaurant. Tapi dapat dilakukan dengan cara menerapkan Slow Living.

Tapi bila ada tamu dari Indonesia,maka kami ajak makan di restaurant. No problem at all.Kami berdua jauh dari sebutan kaya, tapi bersyukur kepada Tuhan kami hidup dalam kecukupan.

Kami makan di restaurant bila diundang atau mengundang. Bukan masalah pelit.

Kalau untuk kegiatan sosial kami berdua tidak main hitung hitungan. Tentu saja sesuai kemampuan. Maksudnya, tidak main hitung untung rugi dalam hal kemanusian 

bekal makan siang/dokumentasi pribadi
bekal makan siang/dokumentasi pribadi

Gaya Hidup Slow Living Mencegah Penuaan Dini

Banyak orang  berpikir bahwa tua itu hanya sebatas menyangkut, kulit yang mulai keriput, rambut mulai memutih, dan berjalan cepat sudah susah. Sesungguhnya, penuaan itu menyangkut seluruh aspek kehidupan yang ada dalam diri kita, termasuk pengaruh secara psikologis, antara lain ingin tampil hidup bergaya. Yang membutuhkan biaya besar dan mengakibatkan stress terselubung. Saking mengejar personal branding sebagai:"orang kaya" secara tanpa sadar telah menguras keuangan keluarga.Bahkan tabungan untuk hari tuapun ludas. 

Setelah tidak mampu lagi hidup mengikuti gaya orang kaya,maka membias pada kehidupan pribadi
Kalau biasanya sangat proaktif dalam berinteraksi dengan masyarakat, kini sudah bersikap apatis atau masa bodoh.
.
Masalah kecil dapat memicunya menjadi sedih atau berang.
Tidak lagi fokus pada pembicaraan dan tidak jarang mengulang-ulangi apa yang sudah dikatakan.
Ada saja yang dirasakan sakit, mulai dari pinggang, kepala pusing, jalan susah, hingga berkurangnya nafsu makan .
Senangnya hanya satu, yakni duduk bermenung atau tidur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun