Kalau Mau Anak Berbakti, Maka Berikanlah Contoh Nyata
Seringkali kita mendengarkan keluh kesah dari orang tua: 'Anak tidak berbakti. Sudah susah payah membesarkan,ternyata setelah sukses orang tua dilupakan. Dan seterusnya  dan seterusnya. Seharusnya ,orang tua melakukan introspeksi ,mengapa anak anak tidak berbakti?"  Lakukanlah kilas balik dalam kehidupan.Â
Adakah kita sebagai orang tua,dulu berbakti kepada orang tua kita? Bagaimana kita memperlakukan orang tua kita selama mereka masih hidup. Â ? Jangan lupa,anak anak merekam semua kejadian yang mereka lihat dan saksikan selama mereka kecil dan akan terekam sepanjang hidup .Secara tanpa sadar, anak anak menganggap bahwa begitulah cara memperlakukan orang tua.
Sebuah Analogi:
Seorang anak, sebut saja namanya Rudy, sibuk mengumpulkan kaleng bekas minuman dan menyimpannya  dalam lemari. Ayahnya yang menyaksikan kelakuan anaknya, bertanya:"Rudy ,untuk apa kamu simpan kaleng bekas itu ?"
Dan jawaban anaknya :" Untuk persiapan papa mama sudah tua kelak "
Ayahnya terdiam. Sadar bahwa ia telah memberikan contoh buruk kepada anaknya. Karena kedua orang tuanya yang sudah berusia lanjut ,sehingga tangan sering gemetar, maka sudah beberapa kali piring dan gelas terlepas dari tangan mereka dan pecah. Karena mereka makan sambil memegang piringnya,karena tidak ada meja makan  didepan kamar tidur mereka, Dan ia sudah menggantikan piring dan gelas dengan piring dan gelas plastik. Sejak saat itu ayah Rudy sadar,bahwa segala perlakuannya terhadap orang tuanya,telah direkam oleh anak nya.
Sejak saat itu, ia dan isterinya mengajak kedua orang tuanya,untuk duduk makan bersama mereka di meja makan keluarga ,dengan menggunakan piring dan gelas yang sama dengan yang mereka gunakan.
Jangan lupa akan Hukum Tabur dan Tuai. Bila contoh buruk yang dipertontonkan kepada anak anak, maka kelak jangan heran bila anak anak akan memperlakukan diri kita, sebagaimana contoh yang mereka saksikan
Hukum tabur tuai ,merambah semua suku bangsa di dunia ini,tidak peduli kaya atau miskin ,termasuk diri kita semuanya
Kami bersyukur kepada Tuhan, dalam usia ke 80 tahun, anak mantu cucu serta cicit cicit memperlakukan kami dengan penuh kasih sayang. Â Kebahagiaan sejati bagi kami berdua,adalah hidup dikelilingi anak mantu cucu dan cicit cicit ,serta sahabat yang menyayangi kami setulus hati
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H