Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagi Kita Uang Recehan Tidak Ada Artinya

4 Mei 2023   20:44 Diperbarui: 4 Mei 2023   20:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi Input sumber gambar

Tapi Bagi Orang Lain Boleh Jadi Sangat Berharga

Kalimat diatas ,memiliki makna yang sangat dalam dan bermakna bahwa sesuatu yang tidak berarti bagi seseorang, mungkin memiliki nilai yang sangat besar bagi orang lain. Ini adalah prinsip dasar dari keanekaragaman dalam masyarakat dan menghargai perbedaan orang lain.

Sebagai contoh, pakaian bekas kita atau  barang yang sudah tidak terpakai atau dianggap tidak berguna, bisa jadi sangat dibutuhkan oleh orang lain. Barang tersebut mungkin bisa didaur ulang, diberikan ke orang yang membutuhkan, atau dijual dengan harga murah untuk membantu orang yang kurang mampu. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak membuang barang yang masih layak pakai atau dianggap tidak berguna secara sembarangan. Ada banyak  cara ,agar tidak merusak lingkungan dan bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Pada level yang lebih abstrak, sikap, pemikiran, dan pandangan kita juga bisa sangat berbeda dengan orang lain. Pandangan yang kita anggap benar, mungkin dianggap salah oleh orang lain. Oleh karena itu, kita perlu belajar untuk menghargai perbedaan dan menjaga toleransi antara sesama. Kita harus terbuka untuk mendengarkan pandangan orang lain dan berusaha memahami perspektif mereka tanpa menghakimi atau mengecilkan nilai mereka.

Dengan menghargai perbedaan dan memahami bahwa sesuatu yang tidak berarti bagi kita mungkin sangat dibutuhkan oleh orang lain, kita bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan inklusif.

Berbagi Pengalaman Hidup

Bagi yang pernah merasakan apa artinya hidup menderita dan apa artinya hidup dalam kemiskinan,pasti paham apa yang dimaksudkan dengan judul tulisan diatas.  Pada waktu hidup kami masih morat marit ,satu bungkus Indomie ,di masak dan dibagi 3 bagian . Kemudian ditambah dengan nasi,agar kami tiga beranak dapat makan . Mana pula sempat terpikirkan,apakah makan nasi dengan "lauk pauk " Indomie,baik untuk kesehatan atau tidak. Sudah bisa makan 2 kali sehari saja,kami sudah bersyukur  Karena pagi hari ,kami hanya makan pisang atau ubi rebus. 

Pelajaran berharga yang kami dapatkan dari ilmu kehidupan di University of life inilah yang memotivasi kami untuk selalu membuka diri untuk sesama yang membutuhkan. Tentunya sesuai dengan kemampuan diri. Tidak pernah orang datang minta makan kerumah kami,yang ditolak. Tapi kalau datang minta pinjam uang,pasti dijamin tidak akan kami berikan. Karena sudah puluhan kali,kami kehilangan sahabat dan kerabat ,akibat dari urusan pinjam meminjam. Karena setelah meminjam,orang tetiba diserang amnesia mendadak, sehingga lupa bahwa sudah minjam uang ,bahkan lupa nomor HP kami berdua .Yang lebih menyedihkan lagi,bila ketemu ,orangnya selalu menghindar .

Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir . Selain itu,hidup ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk membuktikan,bahwa kita memang peduli akan penderitaan orang lain ,dengan berbuat sesuatu yang dapat membantu meringankan. Betapapun mulia hati seseorang,mustahil dapat memikul beban hidup orang lain,tapi setidaknya dapat membantu meringankan

Bukankah ada tersurat :"Sebaik baiknya manusia,adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain?"

Hanya sebuah renungan kecil di malam hari

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun