Puasa Mengajarkan Untuk Peduli Pada Sesama
Saya sempat kuliah di Fakultas Hukum Unand, yang pada waktu itu, masih menggunakan Gedung Pancasila, yang lokasinya berhadapan dengan Lapangan Dipo. Untuk mata pelajaran agama, saya mengikuti mata pelajaran Agama Islam, yang waktu itu dosennya adalah Prof A. Wahid Salahan SH. Â
Pada waktu saya minta izin untuk ikut mata pelajaran Agama Islam, jawaban dari Prof. A. Wahid Salayan SH: "Emangnya ada yang melarang anda?" Tentu saja saya agak kaget, mendengarkan todongan ini. Tapi karena diucapkan dengan tertawa, saya sadar bahwa dosen saya adalah tipe orang yang suka humor. Hal ini membuat saya  merasa aman dan sama sekali tidak risih, merupakan satu satunya non Muslim yang ikut kelas agama Islam.
Karena saya hanya menjadi pendengar yang baik,maka tentu saja saya tidak berani gegabah menuliskan tentang agama. Tapi setidaknya, secara garis besarnya, yang dapat saya tangkap adalah bahwa Puasa mengajarkan orang untuk peduli pada sesama yang menderita.
Sesama Bukan Berarti Sesuku dan Seiman
Satu hal yang masih saya ingat adalah kalimat: "Kalau kamu tertidur karena kekenyangan, sedangkan tetanggamu tidak bisa tidur karena kelaparan.......". Dan ternyata pelajaran ini, kelak saya alami sendiri, sewaktu saya kelaparan dalam perjalanan dari Medan ke Padang. Karena jembatan rusak, maka seluruh penumpang bis ALS di turunkan di depan Masdjid dan kami semua berteduh dalam masdjid.
Pada waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadan. Saat berbuka puasa, semua penumpang membuka bekal masing masing, Hanya saya yang duduk termenung menahan lapar, karena tidak membawa  bekal, karena rencana mau beli di warung. Tetapi karena jembatan rusak,maka rencana beli nasi di warung gagal.Â
Pada waktu itu Pak Syaifullah, salah seorang Pengurus Masdjid mengajak saya makan bersama. Saya sampaikan,bahwa saya non Muslim. Pak Syaifullah berkata: "Tidak masalah nak. Untuk hidup berbagi tidak musti sesuku dan seiman." Dan akhirnya, kami makan sebungkus nasi ramas berdua.Â
Ternyata, apa yang saya pelajari dibangku kuliah dari dosen saya Prof.Dr.A.Wahid Salayan SH ,bukan sebatas teori,tapi benar benar di praktikkan. Dan saya adalah salah satu saksi hidup.
Saya Drop Out