Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Inti Puasa Adalah Mengalahkan Diri Sendiri

6 April 2023   08:42 Diperbarui: 6 April 2023   09:05 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Memaknai Arti Pemenang Sejati

Karena bulan Suci Ramadan , bersamaan waktunya dengan tradisi Puasa dan Pantang dalam agama Katholik, maka menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi kami. Karena hampir dalam setiap konten ,orang menulis tentang arti dan manfaat puasa . Walaupun beda gaya dan cara mengaplikasikan Puasa dalam kehidupan pribadi,sesuai ajaran agama masing masing,tetapi esensialnya ada benang merah,yakni:

 Inti puasa adalah mengalahkan diri sendiri." 

 Hal ini juga disampaikan dalam kotbah di Gereja ,dalam setiap Misa Minggu selama masa  puasa dan pantang.  Walaupun, dari segi usia,kami berdua sudah tidak diwajibkan lagi untuk berpuasa dan pantang, tetapi bukan berarti dilarang Ikut Puasa dan Pantang. Tergantung pada kondisi kesehatan dan kemampuan diri masing masing.

Karena hikmah Puasa bukan untuk siapa siapa, melainkan untuk melatih agar setiap orang mampu mengalahkan diri sendiri. Seperti kata pribahasa:" Pemenang sejati adalah orang yang berhasil mengalahkan diri sendiri"

Kembali Kejudul

Hidup adalah merupakan sebuah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Belajar dari pengalaman pribadi akan menghadirkan ilmu kehidupan. Belajar dari pengalaman hidup orang lain, akan mengantarkan kita pada kearifan dalam memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya.

Khususnya dalam hal Puasa, pelajaran berharga yang saya dapatkan adalah bahwa Puasa sejatinya adalah saat orang mampu mengalahkan diri sendiri.

Seperti yang sudah pernah saya tulis, pelajaran berharga tentang memaknai arti Puasa saya dapat dari orang yang miskin. Yakni bu Halima yang membagikan ubi rebus kepada saya. 

Bu Halimah dan Pak Syaifullah telah mengajarkan Ilmu kehidupan kepada saya.

img20221015072531-2-642e28d34addee777f76c432.jpg
img20221015072531-2-642e28d34addee777f76c432.jpg

Puasa bukan sebatas menahan lapar dan haus, tetapi juga menerapkan hidup berbagi bagi sesama. Lebih dalam lagi pelajaran berharga yang saya dapatkan adalah bahwa untuk berbagi tidak harus dengan orang sesuku dan seiman 

Dalam hal ini saya kalah jauh dari bu Halimah dan Pak Syaifullah. Karena mereka berbagi saat mereka kekurangan. Sedangkan saya berbagi dari kelebihan.

Jangan melihat siapa yang mengajar tapi dengarkanlah apa yang dikatakan dan contoh teladan apa yang dilakukan secara nyata.

Renungan pribadi di Bulan Suci Ramadan

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun