Ilustrasi adalah merupakan dokumentasi tjiptadinata effendiÂ
The Best Motivator is OurselfÂ
Motivasi diri sendiri sangat penting untuk mencapai tujuan dan meraih kesuksesan dalam kehidupan. Meskipun ada orang lain yang bisa memberikan dorongan dan dukungan, namun pada akhirnya, motivasi yang paling kuat berasal dari dalam diri sendiri.
Berikut beberapa alasan mengapa memotivasi diri sendiri sangat penting:
Motivasi diri sendiri membantu ,agar tetap fokus pada tujuan  Menghindari terjebak dalam distraksi yang tidak perlu,serta dapat menciptakan rencana tindakan dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan . Antara lain adalah dalam dunia tulis menulis.
Khususnya Bagi Yang Menjalani Ibadah PuasaÂ
Menulis secara konsisten dan persistence bukanlah perkara mudah. Apalagi bagi yang menjalani Ibadah Puasa. Menulis di kala perut lapar dan Haus, bukanlah perkara mudah.
Kembali KejudulÂ
Kalau kurun waktu sebulan gampang. Tapi bila selama satu tahun, apalagi 10 tahun berkesinabungan.
Halangan terbesar adalah merasa tulisan kita kurang mendapatkan penghargaan.Â
Karena itu menulis secara konsisten, baik on the mood maupun tidak. membutuhkan usaha dan tekad yang tak tergoyahkan.
Bila sudah mampu memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan ,dalam hal ini tetap menulis seperti biasanya, akan merasa lebih percaya diriÂ
Termotivasi untuk mengambil langkah-langkah lebih besar dibidang kehidupan lainnya.
Motivasi diri sendiri membantu kita menjadi lebih produktif dan efisien. Serta akan merasa lebih terorganisir dan efektif dalam menulis artikel untuk di posting
Saat menghadapi rintangan dan tantangan, motivasi diri sendiri dapat membantu kita tetap positif thinking , serta akan merasa lebih kuat dan mampu mengatasi hambatan dan rintangan yang mungkin menghambat
Menjadi Motivator Bagi Diri Sendiri
Untuk menjadi Motivator bagi diri sendiri,tidak perlu berbicara berapi api,apalagi sampai teriak teriak,hingga suaranya parau.Â
Salah satu cara sederhana,yakni  mengingat, sewaktu hidup kita dalam kondisi yang lebih parah,kita sudah dapat melalui dengan selamat.
Sebagai contoh, bila terkadang ada rasa malas untuk bangun jam 5 subuh,apalagi bila hujan turun,saya ingatkan diri saya sendiri,bahwa dulu kami setiap pagi harus bangun,karena musti berkerja.Â
Tidak ada sarapan,bahkan tidak ada kopi dipagi hari,karena kondis keuanan yang morat marit. Kini,saya bangun pagi,sudah tersedia secangkir capucinno hangat dan sarapan pagi. Mengapa pula ,saya malas bangun?
Ternyata,hal yang tampak sangat sepele ini,mampu membakar semangat saya untuk segera bangun. Karena kini,walaupun kami tetap bangun setiap jam 5.00 pagi atau jam 04.oo  W.I.B . tapi bukan untuk urusan kerja dan cari makan, Bangun pagi,berdoa dan terus mandi. Sarapan pagi berdua dan kemudian melakukan aktivitas yang menyenangkan. Saya kekebun mini kami dihalaman belakang rumah. Isteri saya sibuk mempersiapkan sarapan pagi untuk kami berdua Dan kemudian kami menulis untuk Kompasiana
Ternyata dengan cara sangat sederhana ini, kami tidak pernah bangun kesiangan . Jadwal tidur kami sekitar jam 22,00 dan bangun jam 05.00 subuh. Tidak ada acara tidur siang .
Kami berdua sudah menjalani selama lebih dari 10 tahun menulis di Kompasiana. Usia 80 tahun sama sekali bukanlah halangan untuk terus menulis.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya
Terima kasih
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H