Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kebahagiaan Itu Mudah Diucapkan

28 Maret 2023   10:04 Diperbarui: 28 Maret 2023   10:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Berbagi Pengalaman Pribadi

Setelah nasib kami  berubah total ,dari Penjual Kelapa parut di Pasar Tanah Kongsi di Padang, ternyata masih ada masalah lain yang harus di hadapi. Bukan masalah ekonomi,karena pada waktu itu,hidup kami sudah lebih dari cukup.Ada rumah permanet di Wisma Indah 1,bukan satu unit,tapi beberapa unit kami beli sebagai investasi. 

Awalnya,kami bersyukur dapat menikmati kebahagiaan hidup bersama anak dan isteri,serta dikelilngi sahabat dari berbagai suka bangsa. Hingga sautu waktu saya dikhianati mitra bussiness,yang sudah bagaikan saudara . Sahabat bisnis saya selalu mengatakan "Effendi ,you are my best friend, You are my brother.Trust me,believe me"

Dan saya termasuk tipe orang yang mudah percaya.Tapi ternyata kelak kepercayaan saya dikhianati. Barang yang saya kirimkan dengan nilai yang dapat membeli beberapa unit rumah permanent lenyap. Saya sakit hati dan jatuh sakit benaran.. Ada semacam kebencian yang mendalam,setiap kali mendengar nama yang bersangkutan disebut.  Dikemudian hari, saya masih dikhianati lagi oleh sababat baik saya,sesuku dan seiman,yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri.  Sejak kejadian tersebut,kebahagiaan sirna dari kehidupan kami. Walaupun tidak serta merta jatuh miskin,tapi rasa sakit hati,kebencian mendalam dan dendam,membuat saya menjadi pemurung dan pemarah.

Saking terpuruknya kondisi batin,saya jatuh sakit dan mengalami komplikasi. Di operai berkali kali dan hampir mati di negeri orang. Syukur isteri saya selalu setia mendampingi dan mengingatkan,agar saya dapat melupakan apa yang sudah terjadi. Saya mulai sadar diri,bahwa bila masih menyimpan dendam dan kebencian,suatu waktu saya akan kehilangan segala galanya

Kebahagiaan Kembali Kepelukan Saya 

Setelah mampu mengalahkan diri sendiri dan memupus dendam dan kebencian dari lubuk hati terdalam,saya dapat merasakan kembali kebahagiaan dalam menjalani hidup Kebahagiaan adalah keadaan emosional positif di mana seseorang merasa puas dengan hidupnya dan merasakan kepuasan yang mendalam. Kebahagiaan bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kesehatan fisik dan mental, lingkungan sosial, dan hubungan interpersonal.

Dendam, kebencian, dan iri hati merupakan emosi negatif yang dapat mengganggu kesehatan mental dan hubungan sosial seseorang. Ketika seseorang merasa dendam atau kebencian terhadap orang lain, maka pikiran dan perasaannya akan selalu terfokus pada perasaan negatif tersebut, sehingga menyebabkan ketidakpuasan dan kegelisahan yang berkelanjutan. Demikian juga, rasa iri hati dapat memicu perasaan tidak adil dan kurang bahagia.

Oleh karena itu, ketika seseorang mampu menghilangkan dendam, kebencian, dan iri hati, ia dapat merasakan kelegaan dan kebebasan emosional. Dengan menghilangkan perasaan-perasaan negatif tersebut, seseorang dapat membuka diri untuk lebih menghargai kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup, serta memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang positif. Sebagai akibatnya, kebahagiaan hidup dapat meningkat.

Selain itu, menghilangkan dendam, kebencian, dan iri hati juga dapat meningkatkan hubungan sosial  dan kepedulian akan penderitaan orang lain  Ketika  tidak lagi terbebani oleh perasaan-perasaan negatif, ia akan lebih mampu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Dengan memaafkan orang lain dan menghilangkan dendam, seseorang dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih positif dan harmonis.

Menghilangkan dendam, kebencian, dan iri hati dapat meningkatkan kebahagiaan hidup ,karena hal tersebut dapat membuka diri untuk lebih menghargai kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup serta membangun hubungan sosial yang lebih baik dengan orang lain. Memang tidak mudah memupus rasa kebencian dan dendam,tapi bila kita mau menyadari,bahwa tidak ada kebahagiaan bila masih menyimpan dendam dan kebencian,maka kita akan mampu meraih purifikasi diri sejati

Semoga tulisan ini ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun