Salah satu cara mendidik anak-anak untuk memahami bahwa hidup damai sejahtera dalam segala perbedaan adalah bermain dengan boneka yang berbeda dengan dirinyaÂ
Toleransi Bukan Sebatas Slogan
Bertepatan dengan Hari Raya Nyepi dan Ramadan bersamaan waktu nya,maka Kompasiana menempatkan peristiwa ini sebagai topik pilihan minggu  ini  Tentu saja hal ini merupakan simbolis bagi seluruh masyarakat Indonesia yang tersebar diseluruh nusantara.
Saya beruntung dilahirkan dalam keluarga yang menempatkan toleransi sebagai pondasi dalam mendidik anak anak. Sejak dari kecil ,dalam segala kekurangan dibidang ekonomi, kami sudah terbiasa dididik untuk bersikap Passing over .
Yakni menembus segala sekat perbedaan. Yang terlahir dari sekat sekat yang bersifat primordialisme . Baik karena perbedaan suku,budaya ,etnis dan budaya serta agama
Menerima dengan hati dan jiwa yang terbuka,bahwa pluralisme dan perbedaan itu,bukanlah kutukan ,melainkan justru sebuah berkat. Sebagai konsekuensi logisnya, kami sudah terbiasa ,bergaul dengan orang orang dari berbagai kalangan dan keberagaman.
Orang sekampung di Komplek Wisma Indah I di Ulak Karang, tahu bahwa rumah kami selalu" Open house " sepanjang tahun ,untuk siapa saja. Tidak ada yang ragu untuk makan dan minum dirumah kami. Karena mereka sangat yakin,bahwa kami berdua tidak akan menghianati hubungan persahabatan kami,dengan memasak makanan yang non halal.Â
Dihalaman belakang  rumah kami,disamping kolam renang pribadi, ada gua Maria yang kami bangun dengan dana pribadi.Tetapi diruang utama rumah kami,ada satu ruang khusus untuk Sholat bagi sahabat kami yang Muslim.
Ada paviliun kami berlantai 3 . Dilantai dasar kami ijinkan keluarga sahabat putera kami ,yang beragama Islam tinggal secara gratis,Tidak ada hubungan bisnis  dan tidak ada kepentingan pribadi lainnya. Semata mata,demi persahabatan. Â
Siap Dibangunkan Tengah Malam
Siap dibangunkan tengah malam,bila ada tetangga yang membutuhkan pertolongan. Misalnya ada yang mau melahirkan atau harus dilarikan kerumah sakit. Â Walaupun dari tetangga yang Muslim. Mayoritas ,tetangga kami adalah beragama Islam .
Tulisan ini bukan pamer kebaikan diri, karena apa yang kami lakukan ,bukanlah hal hal yang spektakuler .
Hanya hal yang sangat biasa,sebagai salah satu dar 254 juta orang Indonesia
Tulisan ini,sekedar berbagi secuil pengalaman,bagaimana kami mengapliksikan hidup bertoleransi secara passing over. Lintas suku bangsa dan lintas agama.
Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi saudara yang menjalani
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H