Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sampai Demi Konten Kita Masuk Penjara

26 Maret 2023   20:12 Diperbarui: 27 Maret 2023   04:25 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelajaran  Tidak Pernah Basi

Walaupun kasus tentang parkir liar merajalela sudah lama berlalu, tetapi esensial yang patut dijadikan catatan pribadi adalah: "Jangan pernah menulis reportase, padahal bukan pengalaman pribadi kita". Karena apa yang tampak, belum tentu seperti yang kita sangkakan. 

Apalagi bila menyangkut nama baik seseorang atau suatu  instansi, kita bisa dipolisikan, dengan dakwaan: "melakukan pencemaran nama baik seseorang".  Bila hal ini terjadi, maka  yakinlah kita tidak akan merasakan lagi makanan enak dan tidak bisa lagi tidur nyenyak

Bolak balik ke Kantor Polisi, akan menguras energi dan segalanya. Bila sudah dilimpahkan ke pengadilan, maka bolak balik ke Pengadilan pasti tidak sama dengan bolak balik ke destinasi wisata. Apalagi bila dinyatakan bersalah dan menjadi orang tahanan. Saya sudah pernah mengalaminya.

Syukur Saya Tidak Menuliskan Kebohongan

Mungkin masih ingat, dulu saya pernah postingkan mengenai masalah parkir liar. Begitu di postingkan,maka hari itu sungguh merupakan hari yang paling sibuk dan membosankan bagi saya. Telpon terus berdering berkali kali, menanyakan :"Maaf, anda punya bukti tentang Parkir liar harus bayar Rp.20.000?" Syukurlah, saya menyimpan tiket parkir dan tidak kuatir ditelpon siapapun. 

Cuplikan 

Tjiptadinata Effendi menulis kegalauannya itu dalam sebuah forum pada Kamis 10 November 2016. Dia mengeluhkan tarif parkir mobil yang fantastis di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia diminta juru parkir membayar Rp 20 ribu hingga menjadi viral di media sosial.

Penelusuran Liputan6.com melalui laman chirpstory.com, Sabtu (12/11/2016), ada 1.262 yang mengomentari keluhan kesah Effendiyang berjudul 'Parkir Liar Bertarif Mencekik Marak Lagi di Tanah Abang, Apa Karena Ditinggal Cuti Ahok?' (www.liputan6.com)

Masih ada dari Kompas com

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendara mobil mengeluhkan kembalinya juru parkir liar di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Baru parkir kurang dari 30 menit, pengendara diminta membayar Rp 20.000. Pengalaman ini dialami oleh Tjiptadinata Effendi, yang dituangkan dalam tulisannya di Kompasiana. Dia mengaku memarkirkan kendaraannya di depan salah satu toko di kawasan tersebut. Dia tidak parkir di basemen gedung karena antrean panjang. Baca: kompas.com

Yang Bisa Basi adalah Makanan

"Yang bisa basi adalah makanan. Sedangkan pelajaran hidup tidak pernah basi"(Tjiptadinata Effendi)

Khususnya bagi yang belum pernah mengetahui atau membacanya. Karena itu, alangkah eloknya, dalam dunia tulis menulis, kita selalu mawas diri. Jangan hanya karena ingin masuk Headline atau Terpoluer, kita terlanjur menuliskan hal hal yang belum kita pahami dengan baik. Apalagi bila menyangkut nama orang atau nama suatu instansi. Kesalahan kecil,dapat menyeret kita ke ranah hukum. Kalau hal ini sampai terjadi, maka kita sungguh berada dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Saya sudah pernah mengalaminya

Belajar dari pengalaman sendiri,tentu saja sangat baik, Bukankah ada peribahasa: "Experience is the best teacher? "Tetapi tak kalah pentingnya, belajar juga dari pengalaman orang lain, agar menjadikan hidup kita semakin arif.

Berurusan dengan ranah hukum, hanya akan menyebabkan kehidupan kita menjadi semakin terpuruk, terlepas salah benarnya diri kita. Karena itu sekecil apapun  peluang yang akan mengantarkan kita kepada masalah hukum, alangkah eloknya dihindari

Semoga tulisan ini ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun