Bukanlah Hal Yang Luar Biasa
Saya berani mengatakan bahwa menulis setiap hari minimal satu artikel sesungguhnya bukanlah sesuatu yang "wah" atau "spektakuler" Karena hanya merupakan sesuatu yang biasa biasa saja. Walaupun saya tidak berani secara overconfidence mengatakan bahwa menulis nonstop selama 1000 hari itu mudah.Â
Menulis itu,susah susah gampang .Menulis itu gampang ,yang sulit itu adalah menulis sesuai selera Admin dan sekaligus sesuai selera pembaca. Karena zaman sudah mengalami perubahan dan pelaku pelakunya juga mengalami perubaban sudut pandang dalam dunia tulis menulis. Sebagai contoh,dulu setiap minggu tulisan saya,pasti ada yang masuk ke Headline,tapi belakangan ini ,sepanjang tahun ZERO alias nihil  Headline.  Saya harus mau menerima kenyataan ini,kalau masih mau menulis di Kompasiana.Â
Kalau menulis di Blog pribadi,maka setiap tulisan kita boleh saja kita Headlinekan .Tapi yang namanya menumpang menulis di Blog  Kompasiana,tentu saya harus tahu diri,yakni mematuhi aturan yang berlaku. Kalau tidak mau gimana ? Konsekuensi logisnya,bila tidak mau mematuhi aturan yang diterapkan,maka berlakulah :"Take it or leave it "  Hal ini berlaku dimana saja.Prinsipnya,kalau masih mau terus menulis,maka kita harus mau menerima syarat yang ditetapkan. Kalau keberatan,maka the only way is :"Leave it"
Kembali Keniat Awal Menulis
Agar semangat menulis tidak terdistorsi oleh pikiran ,merasa disudutkan , merasa kurang dihargai , merasa dipersempit ruang hidup dan sebagainya,maka ingatlah akan niat awal untuk menulis.Bagi saya pribadi menulis adalah melawan pikun. Saya tidak ingin muluk muluk,menuliskan :"Menulis untuk keabadian,karena tidak ada yang abadi di dunia ini,kecuali Tuhan. Yang pasti, karya tulis  usianya akan lebih panjang daripada usia Penulis nya.
Alasan:"Saya mau menulis secara berkesinabungan,tapi terkadang macet ide" Â Itu alasan pembenaran diri,yang sudah kuno . Ide bisa datang dari mana saja. Menyaksikan hujan lebat dan angin badai,maka lahirlah tulisan,tentang betapa besar rasa syukur kita kepada Tuhan. Dapat tinggal dalam kehangatan ditengah keluarga tercinta. Ada banyak orang ,yang saat hujan lebat dan badai mengamuk,harus hidup dalam gubuk yang atapnya bocor . Jangankan minuman penghangat badan berupa secangkir kopi dan makanan hangat,bahkan untuk memasak air hangat saja tidak bisa,karena gas habis . Mau beli tidak ada uang. Bahkan boleh jadi aliran listerik sudah diputus petugas PLN karena menunggak beberapa bulan. Â Karena itu bersyukurlah kita yang diberikan kesempatan untuk menikmati hidup layak.Â
Nah, ini hanya sekedar contoh,bahwa dari sebuah topik,maka lahirlah sebuah artikel. Mengenai mutu artikel,saya tidak pede untuk memberikan saran, bahwa harus begini begitu,karena tulisan saya sendiri jauh dari dapat disebutkan bermutu. Saya menulis dengan gaya Storytelling, yang mungkin sudah dianggap kuno. Saya masih terus belajar dari sahabat Penulis di KompasianaÂ
Karena itu, saya titik beratkan pada konsistensi dalam menulis :"one day one article" . Satu satunya hal yang boleh saya banggakan dalam dunia tulis menulis adalah disiplin diri secara konsisten menulis.
Dalam hal lain saya masih terus belajar.