Dokumentasi pribadiÂ
Kunci untuk Melambungkan Rasa Syukur
Saat kita berbicara tentang keindahan, kita sering kali terfokus pada apa yang ada di sekitar kita. Mata kita melihat pemandangan yang memukau, kupu-kupu yang indah, atau lukisan yang menakjubkan. Namun, seringkali kita tidak menyadari bahwa kemampuan kita untuk merasakan keindahan secara penuh bergantung pada keadaan hati kita. Bahwa hanya bila ada kedamaian dalam hati,baru orang dapat merasakan keindahan.Â
Mengapa orang bisa merasakan  lonely di keramaian? Mengapa orang masih sedih ,walaupun sudah melakukan traveling ke destinasi yang indah permai ?Â
Jawabannya :" karena dalam hatinya tidak ada kedamaian." Secara pribadi saya merasakan hal ini,yakni saat saya merasa sedih  dan galau .
Kedamaian dalam hati diperlukan untuk merasakan keindahan secara penuh. Ketika kita merasa stres, cemas, atau sedih, kemampuan kita untuk menghargai keindahan di sekitar kita menjadi terbatas. Kita mungkin masih bisa melihat atau mendengar keindahan, tetapi kita tidak bisa merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang seharusnya datang dari pengalaman tersebut.
Mengawali hari dengan bersyukur. Begitu membuka mata,maka hal pertama yang saya ucapkan adalah :"Puji Tuhan,saya masih hidup" Kalau orang sudah meninggal mana mungkin dapa merasakan keindahan ? Â Rasa syukur menghadirkan kelegaan ,walaupun masalah hidup terus berlanjut.Â
Dapat disimpulkan,terjadi hubungan timbal balik. Memandang keindahan dapat melambungkan rasa syukur dan rasa syukur dapat menghadirkan kedamaian dalam hati.Kedamaian menghadirkan keindahan . Melihat mentari pagi sudah mampu menghadirkan rasa keindahan ,Mendengarkan burung berkicau ,sudah dapat merasakan merdunya.Â
Kedamaian dalam hati adalah kunci untuk merasakan keindahan di sekitar kita. Ketika kita merasa tenang dan damai, hati kita lebih terbuka dan sensitif terhadap keindahan di sekitar kita, dan kita dapat merasakan pengalaman yang lebih memuaskan. Jadi, mari kita jaga hati kita agar selalu damai dan tenang, agar kita dapat merasakan keindahan dengan cara yang lebih penuh dan bermakna.
Hidup hanya satu kali saja. Bila diisi dengan kemurungan dan keluk kesah,kapan mau menikmati keindahan hidup?
Hanya sebuah renungan di pagi indah ini.
Keterangan foto semuanya dokumentasi pribadiÂ
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H