Don't judge the book by it's cover
Kita semuanya sudah pernah mendengarkan kalimat :" Don;t Jugde the book by it;s Cover" Â Yang dapat dimaknai ,jangan menilai sebuah buku ,hanya dari judulnya. Begitu juga dalam menjalani kehidupan, ada begitu banyak kejadian ,yang bila didengar sepotong sepotong,dapat menimbulkan aneka ragam praduga.Bahkan dapat menyebabkan terjadinya petaka yang membawa maut.Â
Seperti sudah pernah saya tuliskan, saat masih tinggal di Padang,suatu waktu saya lagi mengemudikan kendaraan menuju ke Teluk Bayur,untuk mengurus surat surat pengapalan barang yang akan di ekspor. Karena tanpa B/L - Bill of Lading,saya  tidak dapat menguangkan Letter of Credit dari Pembeli di luar negeri. Â
Tetiba saya menyaksikan dari jauh,ada banyak orang berkerumun. Saya lambatkan laju kendaraan dan berhenti.Ternyata ada anak yang jadi korban tabrak lari. Saya parkir kendaraan dan minta ,keluarganya membantu menaikkan anak tersebut kekendaraan saya. Saya langsung melarikan kendaraan ke Rumah Sakit Umum.
Begitu tiba, kendaraan saya hentikan dan minta agar Petugas Gawat Darurat membawa kereta dorong,karena anak tersebut sudah tidak sadar diri dan bermandikan darah. Tiba tiba ada yang berteriak:" Anak Anak korban tabrakan."
Dalam hitungan detik,belasan orang sudah mengelilingi kendaraan saya  .Dan entah siapa yang memulai,ada yang memukul dinding kendaran dengan keras dan berteriak :"Mentang mentang orang kaya,anak orang digilas seperti mengilas anak ayam. "
Mendengar kalimat ini,semua yang hadir mengelilingi saya dan seakan akan ingin mencabik cabik saya. Syukurlah ,mamak dari korban, melompat keluar kendaraan Berteriak:"Hentikan,jangan sembarangan ngomong, Bapak ini yang membantu keponakan kami korban tabrak lari ,mengerti.!Kami  mamak korban!"Â
Syukurlah kedua mamak korban, tegas. Seandainya mereka diam,maka tamatlah riwayat sayaÂ
Kembali Kejudul
Kembali kejudul. Tadi siang saya ketemu sahabat sesama orang Indonesia,di Shenton Medicare Centre. Kakinya terbalut perban dan berjalan dengan tongkat ,serta dibantu orang lain.  Saya datangi dan langsung bertanya :" Mengapa kakinya pak  Ben ?" Dan dengan wajah yang meringis ,pak Ben menjawab:"Tertimpa ice cream pak Tjip"
Saya tertegun dan sempat berpikir :"Orang sakit,koq masih mau bercanda ya ?" Tapi saya saksikan wajah pak Ben bukan tampang orang yang lagi bercanda.Maka saya urungkan niat mau ketawa. Mungkin kalau ada yang melihat,wajah saya ,kayak monyet termakan kulit manggis. Karena awalnya mau ketawa,ee tetiba dibatalkan dan pasang tampang prihatin.
Setelah kami duduk berdampingan, barulah pak Ben menceritakan,bahwa dua hari lalu,siang hari dirinya merasa sangat haus,karena baru selesai  membersihkan pekarangan .Ia ingat ada ice cream dalam Kulkas . Dan dengan gembira ,bergegas membuka Kulkas,Tapi saking terburu buru,ice cream jatuh dan menimpa tulang keringnya . Hingga disini,saya sungguh masih bengong. Menyaksikan wajah saya yang kayak monyet termakan kulit manggis, baru pak Ben sadar,bahwa ia memberikan keterangan yang tidak lengkap.
"Begini pak, maksud saya ,yang jatuh itu,adalah satu box besar "
Baru saya paham,bahwa memang benar kaki pak Ben tertimpa Ice Cream. Tapi bukan secangkir, melainkan satu kotak . Aslinya adalah ice cream .Tapi setelah bermalam didalam Kulkas,maka ice cream yang beratnya 3 kiloan tersebut sudah bermentaforsis menjadi es batu. Walaupun namanya es batu,tapi beratnya sama dengan batu.Karena itu, saat ice cream dalam ujud es batu yang beratnya 3 kilogram tersebut jatuh dari Kulkas dan menimpa tulang kering pak Ben,maka retaklah tulang kakinya"
"Ooooo  kata saya ,mengangguk angguk kayak burung balam di daun kelapa" Pantasan,kaki pak Ben,tulangnya mengalami keretakan ,karena ditimpa ice cream yang sudah berubah ujud jadi es batu. Jadi sesungguhnya,pak Ben bukan bercanda. Memang benar kakinya bengkak karena tertimpa sekotak ice cream. Kalau bukan tertimpa Ice Cream,masa dibilang ,"tertimpa batu?" Mana ada orang waras menyimpan batu dalam kulkas? Jadi apa sih jawaban yang paling tepat? Ditimpa satu box ice cream? Walaupun memang sejatinya benar, tapi aneh rasanya nggak ya? Atau bilang saja kecelakaan?Â
Sungguh sebuah lagi pelajaran berharga,bahwa hal sangat sederhana,perlu jawaban yang pas. Salah satu contoh empiris bahwa memang benar quote ": Don't judge the book by it's cover"
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H