Mari kita bahas bersama:
Kata "Kompasianer" sudah mewakili semua Penulis di Kompasiana ini. Mulai dari anak sekolahan, guru sekolah, dosen, para perkerja hingga wakil Presiden Jusul Kalla, Jendral Wiranto  dan seterusnya. Tidak ada kata yang berbau arogan seperti "Kalian kalian "
Terima kasih kepada Admin yang telah memberikan contoh bagaimana seharusnya sebuah sapaan yang menyejukkan hati. Dalam posisi setinggi apapun diri kita, tetaplah menghargai orang lain, siapapun adanya. Karena sesungguhnya, dari cara kita menyapa orang merupakan implementasi dari siapa diri kita .
Apa yang keluar dari mulut kita, menunjukkan apa yang telah kita makan. Kalau kita makan jengkol dan petai, maka bau yang akan terbit adalah bau jengkol dan petai. Begitu juga apa yang tersurat dan tersirat dari tulisan kita menunjukan kepribadian kita.. bahwa itulah harga diri kita yang sesungguhnya. Orang tidak dinilai dari titel nya yang berbaris,melainkan dari kesantunannya
Dikampung halaman saya ada peribahasa :
nan kuriek lundi dan sirah sagonan elok budi dan indah basoÂ
Sapaan kita adalah gambaran kepribadian kita .Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud mendiskreditkan siapapun dan juga bukan menggurui,melainkan karena kita berada dalam satu atap yang sama,yakni Kompasiana,maka selayaknya kita saling mengingatkan.Terima kasih
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H