Tapi Menjadi Pendamping Yang Setia
Kalau tempo dulu, di KTP dikolom pekerjaan tertulis pekerjaan isteri: "Ikut suami". Kalau diterjemahkan sebagai "pengikut" berarti kemana saja suami pergi, isteri ikut. Kalau boleh diibaratkan dengan truk gandengan, maka yang mengemudikan kendaraan adalah suami, sedangkan isteri hanya berfungsi sebagai gandengan. Kemana saja dibawa sopir, ia ikut Sopir mengantuk dan truk masuk keselokan, maka gandengannya ikut terbalik.
Syukurlah di kemudian hari, kolom perkerjaan bagi isteri, sudah dimodifikasi, bukan lagi: "Ikut suami" melainkan " Ibu Rumah Tangga"  yang berarti memliki peran, mengatur kehidupan dalam rumah tangga. Bila dianalogikan, maka  dalam menjaga keseimbangan dan keselamatan rumah tangga, suami dan isteri adalah ibarat rel kereta api. Masing masing menjalani tugasnya secara berdampingan.Â
Hal yang tampak sangat sepele, tapi sesungguhnya merupakan fondasi dalam membangun rumah tangga. Â Karena itu dalam membangun sebuah rumah, selalu fondasi diperkuat terlebih dulu sebelum membangun. Perlu dipelajari situasi dan kondisi tanah. Kalau perlu ditimbun dan diusahakan agar tanah menjadi padat Baru kemudian di cor untuk membangun Pondasi. Karena membangun rumah seindah apapun, bila pondasi tidak kuat,maka hanya akan mampu bertahan berberapa tahun. Begitu ada gempa atau bahkan goncangan, maka pondasi goyah dan rumah ambruk.
Begitu juga dalam kehidupan berumah tangga. Acara pernikahan itu mudah, hanya berlangsung beberapa jam. Tapi pernikahan adalah untuk semur hidup
Semoga tulisan ini ada manfatnya
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H