Sebagai masyarakat yang berkembang, kita dapat mengatur penggunaan teknologi AI dengan etika dan regulasi yang tepat. Hal ini termasuk mempertimbangkan risiko potensial dari penggunaan teknologi AI dan memastikan bahwa penggunaannya tidak merugikan manusia.
 Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi AI sangat berpotensi memberikan dampak besar pada masyarakat manusia di masa depan.Tetapi bagaimanapun ,manusia memilki akal budi,sedangkan robot tidak. Coba lepaskan baterai yang ada pada robot,maka ia tidak akan dapat berbuat apa apa. Kalau lampu padam,manusia dengan akal budinya,akan mencari lilin atau lampu baterai. Kalau tidak ada dirumah,bisa ke warung atau ke toko. Tetapi robot ,tidak memiliki kemampuan untuk berpikir,karena hanya dijejali progam manusia .
Contoh lain yang lebih sederhana. Untuk dapat terbangun pagi,kita setel alaram ,misalnya jam 5.00 pagi.Esok pagi, alaram berbunyi,menandakan bahwa sudah waktunya kita harus bangun.Tapi ia tidak bisa memaksa kita,karena kita bisa mematikan alaramnya dan melanjutkan mimpi indahÂ
Karena itu, kehadiran robotic dan artificial inteligence ,seharusnya disyukuri,ketimbang di takuti. Robot hanya memiliki kemampuan atas apa yang dicekokkan kedalam dirinya,tanpa bisa menolak,tapi manusia memiliki akal budi yang jauh melebihi robot
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H