Personal approach yakni pendekatan secara pribadi, menghardirkan rasa dihargai dan dihormatidalam diri orang yang kita approach. Sangat berbeda dengan sekedar menyampaikan undangan terbuka: "Dimohon kehadirannya untuk ....dan seterusnya". Gaya undangan terbuka ini, hanya pas untuk undangan pemilik saham ataupun undangan berdasarkan keputusan pemerintah. Tetapi bila bersifat pribadi,dapat menyinggung rasa harga diri orang. Dan dalam hati orang akan berpikir: "Emangnya anda siapa ? Mau mengajak orang bergabung kayak mau bagi bagi nasi bungkus?"Â
Nah, kalau orang sudah menerima undangan dengan sikap mental seperti ini,maka pupuslah harapan bahwa ia akan hadir memenuhi undangan kita.P endekatan pribadi membantu individu memecahkan masalah dengan cara yang sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan efektivitas dalam mengatasi masalah.
Memungkinkan  untuk berinteraksi dengan individu secara pribadi dan memahami kebutuhan mereka secara unik. Ini membantu membangun hubungan yang lebih baik dan memperkuat citra positif, baik untuk diri  pribadi maupun untuk organisasi dimana kita bernaung.
Dengan pendekatan pribadi, kita  memperlakukan setiap orang dengan respek dan empati, membuat mereka merasa didengar dan dihargai. Ini juga membantu dalam memecahkan masalah dan mengatasi perbedaan dengan cara yang efektif dan profesional.
Pendekatan pribadi juga membantu dalam membangun kepercayaan dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan klien, pelanggan, rekan kerja, dan lainnya. Ini membuat orang merasa nyaman dan dapat menjadi alasan agar orang tetap menjalin hubungan baik dengan diri kita
Secara keseluruhan, pendekatan pribadi sangat penting karena membantu membangun hubungan yang kuat dan memperkuat citra positif, membantu dalam memecahkan masalah, dan membantu membangun kepercayaan dan mempertahankan hubungan jangka panjang.
Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dalam memimpin organisasi sosial selama belasan tahun. Datang, berbicara dari hati kehati dan orang akan membuka hatinya untuk menerima kita.Â
Tanpa hal ini,maka tidak akan ada institusi yang mampu bertahan lama. Karena itu pada tahun 2004, menurut catatan dari  dinas kesehatan, terdapat lebih dari 50 lembaga yang mengatas namakan "Teknik Terapi Diri Reiki". Tetapi satu persatu gugur dan kini hanya tersisa hitungan jari sebelah tangan tidak sampai. Artinya, dari lebih 50 lembaga reiki yang awalnya mengebu gebu,kini tersisa tidak sampai 5 yayasan yang masih eksis.Â
Speak not only with your mouth ,but with your heart. Berbicaralah tidak hanya dengan mulut, tapi dengan hati, maka orang akan mendengarkan dengan hati.
Hal ini kami terapkan juga kala mengundang sahabat Penulis di Kompasiana untuk kopdar.Â
Tjiptadinata Effendi