Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik Kuda Dengan Cambuk, Mendidik Anak Dengan Hati

8 Januari 2023   05:50 Diperbarui: 8 Januari 2023   05:53 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersama anak mantu cucu serta mantu cucu dan cicit dokumentasi pribadi 

Anak Anak Bukan Beban Tapi Karunia Paling Indah

Anak anak sesungguhnya merupakan karunia terindah dalam kehidupan berumah tangga. Tak terbayangkan menjalani hari tua,tanpa anak cucu  yang menyayangi.  Tapi dalam kenyataannya,banyak orang tua yang merasa bahwa kehadiran anak anak justru menjadi beban bagi mereka.

Merasa kebahagiaan hidup mereka terampas oleh karena harus membesaarkan anak anak mereka ,sehingga sering kita dengarkan :

"Susah, anak bandel ,malas belajar ,tidak tahu bahwa kita sebagai orang tuanya sudah kerja keras siang malam .  Salah satu:" Kata kata mutiara yang sering meluncur seperti mitraliur dari mulut orang tua. 

Secara tanpa sadar,jiwa yang tidak menerima bahwa anak anak adalah karunia terindah dalam hidup berumah tangga,akan mendidik anak anak mereka dengan kekerasan. Merasa sebagai orang tua "sudah berkorban banyak" bagi anak anak,maka menuntut anak anak harus mau patuh . Pokoknya,setiap kata yang keluar dari mulut orang tua,adalah merupakan perintah yang harus di taati anak anak,suka atau tidak suka. 

img20230102190034-63b9f58043a84b19e157d922.jpg
img20230102190034-63b9f58043a84b19e157d922.jpg
Dalam kisah 1001 malam,yang mampu mematuhi perintah tanpa membantah adalah Jin dari Lampu Aladin. Yang bersujud dan mengatakan :" Your highness , your wish is my command" Tapi anak anak bukanlah Jin lampu Aladin. Mereka tidak dapat didikte seperti maunya kita. Maka akhirnya mereka melawan dan orang tua sakit hati. Maka meluncurlah lagi "kata kata mutiara",kamu mau jadi seperti si Malin Kundang?" Kisah,yang mengingatkan kita betapa arogannya seorang wanita,yang tega mengutuki anaknya menjadi batu.

img20221225192035-63b9f5cf4addee46d3686c42.jpg
img20221225192035-63b9f5cf4addee46d3686c42.jpg
Didiklah Dengan Kasih Sayang 

Didiklah anak anak dengan kasih sayang yang tulus. Berikanlah contoh yang nyata. "Jangan merokok,karena merokok itu merusak kesehatan" Maka orang tua harus kasih contoh:"jangan pernah merokok" .Selanjurnya:"Jangan berbicara kotor" Maka orang tua ,jangan pernah memaki maki .

"Diskriminasi itu tidak baik",maka orang tua harus mampu memberikan contoh teladan yang nyata. Satu contoh teladan yang nyata  jauh lebih berharga ketimbang seribu kotbah kosong  . 

img20221225193517-63b9f61b4addee54931d5c42.jpg
img20221225193517-63b9f61b4addee54931d5c42.jpg
Jangan lupa bahwa anak anak akan merekam semua yang mereka alami dan akan tersimpan dalam memori mereka hingga mereka menua. Seperti  contoh,saya masih ingat,ibu saya rela makan kerak,agar kami anak anaknya bisa makan nasi. Ayah saya kerja keras sebagai Sopir truk dan kemudian Kusir Bendi,tanpa pernah bilang :"Ayah sudah kerja keras untuk kalian "

img20221221203023-63b9f6614addee6a58076b53.jpg
img20221221203023-63b9f6614addee6a58076b53.jpg
Prinsip Parenting Itu Sederhana:"Mau disayangi anak anak? Maka didiklah mereka dengan kasih sayang yang tulus"

Tapi kalau anak dididik dengan kekerasan dan kata kata kasar,jangan heran bila kelak mereka akan berbuat yang sama terhadap orang tua.Karena anak anak akan meniru perlakuan orang tua terhadap diri mereka.

img20221215123937-63b9f6f308a8b51f2a3d3e82.jpg
img20221215123937-63b9f6f308a8b51f2a3d3e82.jpg
Kami bersyukur,ketiga anak kami sangat menyayangi kemi berdua Hidup dalam kasih sayang anak mantu cucu serta mantu cucu dan cicit cicit,sungguh merupakan sebuah kebahagiaan tak ternilai.

Keterangan foto  semuanya dokumentasi pribadi 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun