Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Arti Natal secara Mendalam

25 Desember 2022   19:57 Diperbarui: 25 Desember 2022   20:01 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Dengan Berbagi Secercah Kebahagiaan

Quote :"The beauty of life ,not depend on how happy our life,but how happy the others because of us" Keindahan hidup itu tidak tergantung pada seberapa besar kebahagiaan yang dapat kita reguk,tetapi seberapa banyak orang lain yang dapat ikut merasakan suka cita dengan kehadiran kita. Lalu apa relevansinya dengan perayaan Natal ?  Berbicara tentang Natal,tentu saja tidak terlepas dari bercerita tentang berbagi cinta terhadap sesama . Bukan hanya sebatas ,ucapan dan komentar lewat dunia manya,tetapi juga dalam mengulurkan tangan ,untuk membantu setidaknya meringankan beban hidup orang lain.  Karena kita tidak mungkin dapat menanggung beban hidup orang lain,betapapun besarnya hasrat hati. Tetapi ,mungkin kita dapat berbagi sebungkus nasi rames atau selembar pakaian bekas layak pakai. 

Tulisan ini tentu saja bukan merupakan bagian dari khotbah diatas bukit ataupun kotbah diatas perahu,melainkan hanya berbagi cuplikan kisah hidup. Karena setiap orang berhak secara bebas memaknai apa artinya Natal dalam kehidupan pribadi masing masing. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Kami Pernah Alami 7 Tahun Rayakan Natal Dalam Tangis dan Air Mata

Kami pernah mengalami secara pribadi,bagaimana rasanya merayakan natal dan serba kekurangan. Jangankan makan makan di restoran,untuk makan sebungkus nasi Padang saja,sudah merupakan sebuah kemewahan bagi kami. Setiap hari Natal tiba,dimana orang menyambut dengan penuh tawa ceria dan detingan sendok garpu di restoran. Makanan dan minuman tumpah ruah. Setiap orang dapat mereguk kenikmatan sepuasnya.

Kami hanya dapat menyanyikannya didalam gubuk kami dengan air mata yang berlinang linang 

Silent night holy night

All is calm, all is bright

round yon virgin mother and child

Holy infant so tender and mild

sleep in heavenly peace

Suatu Hari 

Suatu hari,saat Hari Raya Natal kembali hadir,ada tetangga yang mengantarkan sebungkus nasi Padang untuk kami. Pada waktu itu putra kami baru satu orang. Sebungkus nasi Padang tersebut mampu mengubah genangan air mata kesedihan , menjadi air mata sukacita.

Saat Nasib Kami Berubah

Setelah bertahun tahun merayaan hari Natal dengan genangan air mata,kelak nasib kami berubah. Kami sudah dapat merayakan hari Natal dengan makan bersama keluarga dan teman teman di restoran manapun . Bagi bagi kado antar anggota keluarga dan teman teman. ,Tetapi satu hal yang tidak pernah kami lupakan,adalah berbagi secercah kebahagiaan dengan orang orang yang membutuhkan uluran tangan , Walaupun hanya secuil,tapi setidaknya ,uluran tangan kita dapat menghapus air mata  orang miskin ,menjadi sebuah senyuman bahagia,walaupun hanya sesaat. Setidaknya saudara saudaras kita diluar sana,juga dapat ikut merasakan kegembiraan Natal bersama kita

Saat mereka menerima uluran kasih sayang kita,mungkin mereka masih tetap mengeluarkan air mata,tapi bukan lagi air mata kesedihan,melainkan air mata kegembiraan,karena masih ada kita yang pedulu pada nasib mereka 

Kepahitan hidup dapat menjadikan orang menjadi berhati batu terhadap derita orang lain.

Tapi dapat juga menjadi motivasi untuk selalu peduli pada nasib orang lain. Hidup adalah sebuah pilihan . Dan kami berdua memilih yang terbaik.

Hanya sebuah renungan kecil di hari Natal

Selamat merayakan Natal dengan berbagi kasih sayang terhadap sesama 

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun