Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Pertama Kali Ikut Berburu di Laut Seperti Orang Bengong

12 Desember 2022   20:26 Diperbarui: 12 Desember 2022   20:38 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum Mampu Membedakan Mana Yang Batu Karang dan Mana Yang Kerang

Walaupun sejak dari masih tinggal di kota Padang,hampir setiap hari Minggu ,kami ke Taman Nirwana untuk rekreasi dan sekaligus menangkap ikan hias untuk aquarium kami,tetapi sewaktu pertama kali ikut berburu Abalone,saya seperti orang bengong. Mata saya belum mampu membedakan,mana yang batu karang dan mana yang kerang. Abalone termasuk jenis kerang,yang merupakan makanan termahal di dunia . Seperti yang sudah pernah saya tuliskan,satu ekor Abalone dari Australia,di salah satu restauran di Kualaumpur dijual senilai 330 Malaysian ringgit atau senilai lebih dari 1 juta rupiah per satu ekor. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Pemandangan didasar laut/dokumentasi pribadi 

Pertama kali ikut berburu Abalone di pantai Burns Beach, sewaktu peserta lainnya sibuk mencongkel sana sini dan bersorak karena mendapatkan Abalone,saya masih celigak celiguk ,karena dalam pandangan mata saya ,semuanya sama batu karang yang menempel di dasar laut. Kemudian putera kami Irmansyah mengatakan :"Papa,perhatikan bentuknya,bila tampak seperti mangkuk kecil tertelungkup,coba congkel dengan obeng,Bila bergerak,berarti Abalone.tapi bila tidak bergerak berarti batu karang.Kemudian menunjukkan kepada saya bagaimana mencongkelnya. Yakni obeng di tekan masuk kedasar cangkang abalone,lalu dicongkel dan tidak boleh dipaksa,karena bisa pecah Kalau sudah terlepas dari dasar tempat menempelnya,maka harus cepat mengambilnya,sebelum direbut oleh ombak yang datang. Bila terlambat satu detik saja,maka abalone yang sudah susah payah dicongkel,tidak tahu lagi kemana perginya,karena terhanyut oleh ombak. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Dokumentasi pribadi 

Bagi yang tidak tahan mabuk,tidak mungkin bisa ikut dalam perburuan ini,karena sementara kita lagi membungkuk mencari abalone ,ombak sudah mendorong kita dengan keras. Bila  berdiri tidak kokoh,maka kita bisa terjatuh. Kalau terjatuh dalam air tidak masalah,tapi kalau pas terjatuh dibatu karang,maka kalau bukan tangan kita yang robek,mungkin bagian tubuh yang lainnya.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Pertama Kali Air Dangkal dan Jernih

Selama puluhan kali ikut berburu Abalone,kemarin untuk pertama kalinya menyaksikan laut begitu tenang dan air jernih.Sehingga dasar laut tampak dengan jelas,seperti terlihat pada gambar terposting.Momentum ini saya manfaatkan untuk mengabadikannya lewat camera Ponsel.

Setiap kali ada jadwal perburuan Abalone,helikopter sejak pagi terus terbang mengitari lokasi,untuk memonitor seandainya ada yang membutuhkan bantuan.Sementara di antara para pemburu Abalone,terdapat selusin tenaga Volunteer yang bertugas sebagai Life guard dan sekaligus menolong bila ada yang terluka

Etika Dalam Perburuan

Walaupun harga Abalone sangat fantastis,tapi semua perserta memegang teguh etika dalam berburu Abalone. Antara lain,bila sudah ada yang berdiri didekat Abalone,walaupun ia belum berhasil mencongkel,tapi tidak seorangpun yang akan berebutan. Semuanya berjalan secara tertib. 

Sewaktu saya ikut berburu Abalone,sementara putera kami masih di luar Australia. Waktu ombak besar ,saya terpeleset dan jatuh ketempat yang dalam,walaupun saya bisa berenang,tapi langsung beberapa orang yang ada disana,ramai ramai membantu saja. Bahkan pernah terjebak ditebing batu karang yang tajam. dua orang bule yang berbadan tegap berteriak ,meminta agar saya melompat kebawah dan mereka sudah siap menampung . Saya bilang,berat tubuh saya lebih dari 70 kg. Dan sekali lagi mereka berteriak :"Don't worry.believe us " Lalu saya berdoa dan melompat .Dan benar,ternyata mereka sudah terlatih.Saya disambut dan diturunkan hati hati,tanpa terluka sedikitpun.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Mengapa Masih Ada Perburu Abalone Yang Tewas?

Ada beberapa faktor,antara lain,korban memisahkan diri dari rombongan,karena yakin mereka pandai berenang dan tidak butuh bantuan orang lain.Tetapi melawan ombak,siapa yang lebih kuat? Akibatnya,terlempar dan terhempas dibatu karang . Dan sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi ,bila kepala dan batu karang beradu. Kecelakaan lain terjadi,yakni berburu Abalone dengan menyelam. Memang hasilnya jauh lebih besar,tapi resikonya juga jauh lebih besar. Saking asyiknya menyelam dan mencongkel Abalone dan sisa osigen dalam paru paru sudah minim,maka kesadaran mulai mengendur. Buru buru naik kepermukaan dan ternyata pada saat bersamaan ombak datang dan kepala terbentur pada batu karang,yang pasti jauh lebih keras dari kepala manusia .

Tapi begitulah manusia, senang dengan tantangan,termasuk yang menulis  artikel ini. 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun