Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rayakan Hari Anak Sedunia Diawali dengan Anak Sendiri

20 November 2022   14:17 Diperbarui: 20 November 2022   14:32 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di Denpasar Bali bersama anak mantu cucu serta mantu cucu dan cicit/ dokumentasi keluarga 

Anak  Adalah Hasil Lukisan kita

Ada peribahasa kuno ,yang tetap relevan untuk dijadikan pedoman ,walaupun dunia sudah memasukki era digital.,yakni :"Jiwa anak adalah ibarat kertas putih bersih,orang tua yang melukis diatas kertas ini" 

Kalau berpijak pada falsafah ini,berarti bahwa kondisi anak anak kita kini,adalah hasil dari lukisan orang tua. 

Anak anak  secara alami akan merekam setiap moment yang dialami dan dirasakan sejak dari masa kanak kanak hingga beranjak dewasa.

Mereka akan melupakan khothah seindah perhiasan imitatasi yang terpajang di estalase toko. Tetapi  secara tanpa sadar semua prilaku dan sikap orang tua atas dirinya,akan menjadi pijakan bagi diri anak anak Kelak bilamana mereka dewasa, mereka akan menduplikasikan contoh teladan yang mereka terima dari orang tua

Bila kita sebagai orang tua,membesarkan mereka dengan penuh kash syang yang tulus,maka mustahil anak anak akan menjadi :"Si Malin Kundang "

Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa hukum tabur tuai,juga berlaku dalam mendidik anak anak kita. Apa yang kita tanamkan ,kelak akan kita terima.

Walaupun ada kemungkinan faktor faktor X ikut campur tangan dalam prilaku anak anak,tapi esensialnya, bila orang tua mendidik anak anak dengan kasih sayang,maka kelak akan menikmati hari tua dengan dikelilingi anak anak yang mengasihi dirinya

Tapi bila orang tua membesarkan anak dengan cambuk dan rotan,maka jangan harap kelak anak anak akan peduli terhadap dirinya,karena sudah tertanam dalam dirinya,bahwa hidup itu harus keras. Maka saat kita mengetahui bahwa memang hukum tabur tuai itu merambah semua kehidupan,sudah terlambat untuk menyesalinya. 

Bila sungguh peduli akan anak ,maka lakukanlah sejak anak anak masih bayi. Jangan ada rotan dipersiapkan untuk"mendidik" anak anak kita. Ikhlas kan melepas kepentingan pribadi demi kasih sayang pada anak anak kita.

Bila dianalogikan sebuah cabang , maka bentuklah selagi masih muda. Bila sudah besar,maka ia akan patah atau tangan kita yang mencoba meluruskannya yang akan patah.

Rayakan Hari Anak Tidak Cukup Dengan Slogan

Merayakan Hari Anak tidak cukup dengan Slogan atau acara seremonial setahun sekali,tapi sejak bayi mulai hadir dalam keluarga kita. Untuk merujuk pada Chldren World Day ,silakan disimak kutipan dibawah ini:

November 20, 2022. Universal Children's Day is celebrated annually on 20th November. Its goal is to improve child welfare worldwide, promote and celebrate children's rights and promote togetherness and awareness amongst all children.

20 November 2022. Hari Anak Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 20 November. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anak di seluruh dunia, mempromosikan dan merayakan hak-hak anak dan mempromosikan kebersamaan dan kesadaran di antara semua anak [https://www.un.org/en/observances/world-childrens-day

Hanya sebuah renungan di hari Minggu 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun