Anak  Adalah Hasil Lukisan kita
Ada peribahasa kuno ,yang tetap relevan untuk dijadikan pedoman ,walaupun dunia sudah memasukki era digital.,yakni :"Jiwa anak adalah ibarat kertas putih bersih,orang tua yang melukis diatas kertas ini"Â
Kalau berpijak pada falsafah ini,berarti bahwa kondisi anak anak kita kini,adalah hasil dari lukisan orang tua.Â
Anak anak  secara alami akan merekam setiap moment yang dialami dan dirasakan sejak dari masa kanak kanak hingga beranjak dewasa.
Mereka akan melupakan khothah seindah perhiasan imitatasi yang terpajang di estalase toko. Tetapi  secara tanpa sadar semua prilaku dan sikap orang tua atas dirinya,akan menjadi pijakan bagi diri anak anak Kelak bilamana mereka dewasa, mereka akan menduplikasikan contoh teladan yang mereka terima dari orang tua
Bila kita sebagai orang tua,membesarkan mereka dengan penuh kash syang yang tulus,maka mustahil anak anak akan menjadi :"Si Malin Kundang "
Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa hukum tabur tuai,juga berlaku dalam mendidik anak anak kita. Apa yang kita tanamkan ,kelak akan kita terima.
Walaupun ada kemungkinan faktor faktor X ikut campur tangan dalam prilaku anak anak,tapi esensialnya, bila orang tua mendidik anak anak dengan kasih sayang,maka kelak akan menikmati hari tua dengan dikelilingi anak anak yang mengasihi dirinya
Tapi bila orang tua membesarkan anak dengan cambuk dan rotan,maka jangan harap kelak anak anak akan peduli terhadap dirinya,karena sudah tertanam dalam dirinya,bahwa hidup itu harus keras. Maka saat kita mengetahui bahwa memang hukum tabur tuai itu merambah semua kehidupan,sudah terlambat untuk menyesalinya.Â
Bila sungguh peduli akan anak ,maka lakukanlah sejak anak anak masih bayi. Jangan ada rotan dipersiapkan untuk"mendidik" anak anak kita. Ikhlas kan melepas kepentingan pribadi demi kasih sayang pada anak anak kita.