Bersama Anggota Keluarga
Merawat hubungan persahabatan dan kekeluargaan,tidak cukup hanya sekali setahun saling berkunjung dan bersalaman. Kau/rena semakin jarang saling berkomunikasi,semakin besar peluang untuk terjadinya miscommunication antar sesama anggota keluarga,bahkan antara anak mantu dan cucu cucu. Ritual sekali setahun ,sewaktu hari raya ,bertemu dengan anggota keluarga dan sahabat,tidaklah cukup berhenti hingga disana.Â
Alangkah eloknya,bila dalam setiap kesempatan yang ada,dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas bersama anggota keluarga. Bukan hanya semata mata makan bersama,tetapi juga perlu menyempatkan diri untuk dapat melakukan kegiatan bersama di ruang kehidupan lainnya. Salah satunya adalah melakukan olahraga bersama anggota keluarga dengan berkebun bersama.
Dengan saling berinteraksi saat membersihkan kebun ataupun bercocok tanam,maka hal ini semakin mempererat hubungan antar sesama anggota keluarga . Tidak ada yang bertindak sebagai Boss yang memberikan perintah ini dan itu,melainkan dilakukan secara bergotong royong. Karena pada hakekatnya ,semangat gotong royong  bukan hanya semata mata antar sesama anggota masyarakat,tetapi sesungguhnya dimulai dari dalam keluarga sendiri terlebih dulu.Â
Momentum yang sangat bermanfaat ini,sungguh merupakan kesempatan yang berharga untuk semakin mempererat hubungan antar sesama anggota keluarga. Baik antara kedua orang tua dengan anak mantu cucu ,maupun antara sesama saudara.Â
Kebahagiaan yang tercipta bukanlah karena apa yang dihasilkan dari berkebun,melainkan suasana kekeluargaan dalam saling berolahraga dan sekaligus bekerja di kebun sendiri. Mengalami rasa panas akibat sengatan sinar mentari,sama sama merasakan haus dan lelah,sungguh menghadirkan rasa kebersamaan yang merupakan perekat alami dalam hubungan kekeluargaan .
Hal ini akan menghadirkan keseimbangan dalam hubungan kekeluargaan dan persahabatan. Karena akan terjadi kepincangan,bilamana kita begitu akrab dengan sahabat sahabat kita,tetapi hubungan antara sesama anggota keluarga,sepertinya ada sekat . Inilah salah satu jalan yang sejak dulu anak anak masih kecil,yang kami terapkan dalam keluarga. Dan terus berlanjut hingga keanak mantu dan cucu cucu,yang intinya adalah membangun prasasti dalam hati :"Family is the first"
Hanya sebuah renungan kecil,jelang tengah malam
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H