Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari 5 Negara Berbeda

23 Oktober 2022   22:00 Diperbarui: 24 Oktober 2022   04:20 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertemu Dalam Santap Malam Bersama 

Jarak dan waktu hanya memisahkan kita secara phisik.tetapi  tidak akan mampu menghalangi pertemuan antar hati

Tentu saja bila setiap orang mau saling membuka hati. Waktu yang memisahkan, waktu jualah yang akan mempertemukan kembali.

Seperti kata pribahasa:"A time to meet and a time to part" Ada waktu untuk bertemu, tapi ada untuk berpisah. Begitu juga sebaliknya,ada waktu untuk berpisah,ada waktu untuk bertemu kembali. Inilah yang dinamakan romantika dan dinamika kehidupan yang terus berlangsung dari masa ke masa. The world is too small to separate our hearts in relationship and family as long as we open not only our minded but also our  hearts 💖

img20221023184414-2-63553f1a08a8b53d7a5913d2.jpg
img20221023184414-2-63553f1a08a8b53d7a5913d2.jpg
"Papa mama ada undangan Makan Malam bersama di Westin Hotel Nusa Dua. Restaurant Hama Be. Begitu pesan via WA dari Putra kami Irmansyah Effendi. Jam 07.00 malam kita ketemu disana. "

Baca juga: Sediakanlah Waktu

Menjaga agar jangan sampai kami berdua terlambat tiba,maka pukul 06.00 sore kami berdua sudah turun di lobby hotel.

Saya telpon pak Chephot, Driver Pak Ongko, yang berbaik hati menyediakan kendaraan, bahwa kami berdua sudah menunggu di lobby. Dalam tempo sekitar 2 menit,pak Chephot sudah sampai di lobby. Rupanya sudah menunggu di parkiran Ramada Encore hotel Seminyak.

img20221023213632-2-6355561208a8b53817602893.jpg
img20221023213632-2-6355561208a8b53817602893.jpg
Bertepatan, pada saat kami menunggu Driver datang, berpapasan dengan Sandra dan suami nya Haslim, yang mengundang kami makan malam bersama. Sandra dan suami tinggal di Hong Kong.Kami berangkat dengan kendaraan terpisah.

Dan bertemu di Westin hotel. Ternyata sudah tiba terlebih dulu disana Pak Ongko dan isteri bu Irma. Dan Iwan dan isteri Peng Beng serta putra mereka Markus, yang domisili di Singapore

img20221023213511-burst001-cover-2-635556865e09f538b65930c2.jpg
img20221023213511-burst001-cover-2-635556865e09f538b65930c2.jpg
Kami berdua masuk ruangan bersama dengan Sandra dan suami Haslim,Pak WK dan Pak Johan serta bu Liana dari Jakarta. Selang beberapa menit muncul Putra kami Irmansyah Effendi bersama mantu kami Luci, Cucu kami Giovano bersama Gulce serta Kai,Dea dan Angel memasukki ruangan Hama Be restaurant.

img20221023214012-635556b04addee399324cf62.jpg
img20221023214012-635556b04addee399324cf62.jpg
Menikmati Masakan Jepang

Satu persatu masakan khas Jepang mulai diantarkan didepan kami masing masing.Karena yang hadir lumayan banyak yakni 19 orang, maka saling berbagi cuplikan kisah hidup , hingga sampai ke cara berkebun.   Seperti lazimnya orang Indonesia saling bertemu, maka pertanyaan: Apa kabar? Kapan datang? Berapa orang anak, sudah kelas berapa? Sudah punya cucu berapa orang? Merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam berinteraksi antar sesama orang Indonesia. Walaupun jelas yang hadir terdiri dari berbagai background kehidupan dan perbedaan usia, tetapi seperti kata pribahasa:"Perbedaan bukan sebuah kutukan , melainkan justru merupakan berkat bagi semua orang yang mau membuka mata hati dan menerima bahwa setiap orang berhak berbeda dengan diri kita.

Saling melepas kangen setelah sekian tahun berpisah  menghadirkan rasa syukur yang mendalam.

Sesungguhnya yang terlebih dulu saling mengenal adalah dengan Putra kami. Tetapi karena kami hampir selalu diajak untuk ikut hadir dalam setiap pertemuan maka akhirnya, sahabat Putra kami,juga menjadi sahabat kami.

Hampir 3 jam kami saling berebut bercerita dan sekaligus menikmati santap malam di Hama Be restaurant,maka tiba waktu nya kami berpisah

Kami berdua pulang dengan membawa sejuta kenangan indah. Bukan hanya perut yang kenyang tetapi suasana hati kami sarat dengan rasa syukur kepada Tuhan.

Karena dalam usia jelang 80 tahun, kami berdua dikaruniai kesempatan untuk dapat menikmati hidup damai dan berbahagia. Dikelilingi anak mantu cucu dan cicit dan sahabat yang menyayangi kami berdua. Dalam saat seperti ini,saya jadi ingat lirik lagu:" Disini senang, disana senang  .Dimana mana hatiku senang.

Catatan: semuanya dokumentasi pribadi 

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun