Over Eating Akibat Stress/dokpri
Akibat pukulan batin bertubi tubi karena dikhianati orang yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga sendiri, menyebabkan sebuah pukulan batin bagi saya. Belum selesai badai,menyambung dengan uang senilai 65 Â ton komoditas eksport,dilarikan mitra bisnis saya di Spore.
Maka rontoklah pertahanan saya . Menguruhg diri seakan akan dunia sudah kiamat. Hasil kerja keras puluhan tahun dalam sekejap rain. Tak mampu mengendalikan diri. Ada sahabat bisnis saya masuk Rumah Sakit Jiwa dan berakhir menyedihkan.Ada yang mengambil jalan pintas yakni melakukan suicide atau bunuh diri,kala menghadapi masalah seperti yang saya alami.
Ada yang berubah menjadi Monster dalam keluarga. Saya "bersyukur" hanya lari kepada makan.
Makan pagi bisa 3 atau 4 kali  . Walaupun isteri saya sudah berkali kali mrmbujuk agar saya tidak melanjutkan hidup semacam ini.
Tapi saya ngambeg karena merasa belum sarapan pagi. Padahal menurut isteri saya sudah 3 kali sarapan pagi.
Menu Makanan Diganti
Saya ditangani Psychiatrist dan dokter umum. Bobot tubuh melonjak keangka 90 kg. Tensi naik ke angka 200/100. Mengalami insomnia. Mulai mengenal obat obat valium valium,mogadon dan entah apalagi namanya.
Berdasarkan saran dokter menu masakan diganti. Ikan , Tempe dan tahu dan sayuran.
Dukungan Keluarga Sangat Menentukan
Isteri saya dengan sabar melayani saya yang sudah berubah total. Sehingga suatu waktu saya sadar isteri saya semakin kurus dan pucat. Tetiba bagaikan bangun dari mimpi buruk,saya menangis seperti anak kecil. Sejak saat itu keinginan untuk sembuh mulai menghangati batin saya.
Bersyukur kepada Tuhan, akhirnya saya sembuh secara total dan mampu mengontrol diri.
Saya barusan membaca tulisan tentang kehidupan orang yang dilanda depression,persis seperti yang pernah saya alami.
Saya membaca tulisan dokter Andri yang sarat info berharga tentang memaknai arti kesehatan melalui artikel. Banyak orang yang mengalami depressi dan berakhir sangat menyedihkan.Tulisan yang ditulis oleh ahlinya tentunya sangat bermanfaat bagi para penderita stress
Sumber:
https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/why-stress-causes-people-to-overea
Tjiptadinata EffendiÂ