Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlakukanlah Orang Lain Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan

15 Oktober 2022   06:31 Diperbarui: 15 Oktober 2022   06:34 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterangan foto: menyalami seorang penjaga malam secara santun. /Dokumentasi pribadi 

Perhatian Tulus  Adalah Sebuah Penghargaan

Sebuah perhatian tulus, sesungguhnya sekaligus merupakan sebuah apresiasi bagi orang yang disapa. Begitu juga dengan sebuah pemberian. Sewaktu kami berdua selama sebulan mengunjungi sahabat dan sanak keluarga dengan melakukan perjalanan marathon dari kota ke kota, mendapatkan sambutan hangat yang sangat menyejukkan hati.

Masih ditambah lagi dengan oleh oleh. Mulai dari buah Salak hasil kebun, aneka ragam kue khas daerah ,ukiran Perak,buku buku,hingga batik. Yang semuanya butuh 4 koper penuh Sehingga tidak semua dapat kami bawa ke Australia. 

Hal inilah yang menyemangati kami berdua untuk setiap kali kesempatan pulang kampuang, tidak pernah absen melakukan Kopdar to Kopdar. Bukan karena materi yang kami terima,melainkan perhatian tulus dan kasih sayang yang kami berdua terima dari semua sahabat dan sanak keluarga.

Bayangkan,orang dengan rela menempuh perjalanan jauh dan meninggalkan berbagai kesibukan hanya untuk dapat bertemu dengan kami berdua, sungguh merupakan sebuah apresiasi tak ternilai. Padahal kami berdua bukan siapa siapa dan tidak membawa apa apa, selain dari kasih sayang.

Hal Kecil Berdampak Besar

Tetapi bila tidak disikapi secara bijak,hal kecil dapat berdampak rusaknya hubungan persahabatan,bahkan putusnya hubungan kekeluargaaan yang sudah dibina selama bertahun tahun, bahkan mungkin belasan tahun. Selain dari bahasa verbal.tak kurang pentingnya adalah gesture atau body langguage ,yang menyatakan secara nyata, apakah kita tulus dalam berinteraksi. Termasuk pandangan mata kita. Hal yang mungkin selama ini banyak diabaikan orang, karena hanya terpancang pada penampilan dan komunikasi verbal.

Bayangkan, saat menyambut salaman kita, orang yang disalami mengulurkan tangan,tapi matanya sama sekali tidak memandang kita, melaikan kearah lain . Bahkan sambil terus berbicara dengan orang lain,tangannya menyambut uluran tangan kita. Sebuah penghinaan yang amat menyakitkan bagi yang diperlakukan demikian.  

Hal lain,saat bersalaman dengan diri kita,orang melihat kita dari mulai ujung kaki hingga kekepala,menghadirkan rasa yang amat melukai hati,seakan akan diri kita tidak berharga didepannya. Walaupun mungkin mulutnya berucap:"Terima kasih sudah datang heheh" .Mulut bisa berbohong,tapi mata tidak bisa berbohong .Your eyes is the window or your soul. Mata adalah jendela jiwa.

Saya sudah pernah merasakannya berkali kali,sewaktu hidup kami masih morat marit. Karena itu saya bersumpah,tidak akan pernah melakukan pada siapapun.

Perlakukanlah orang lain, sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Sebuah renungan di akhir pekan

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun