Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Walaupun Hanya Ujung Jari yang Terpotong

7 Oktober 2022   19:05 Diperbarui: 7 Oktober 2022   19:27 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seluruh Tubuh Ikut Merasa Sakit 

Walaupun hanya ujung jari yang terpotong ,seluruh tubuh ikut merasakan sakit. Hal ini dapat dijadikan kilas balik ,dalam memaknai arti "kebahagiaan" dalam sebuah rumah tangga. Mustahil,kita bisa menyebut diri sudah bahagia,bila salah satu dari anggota keluarga kita sedang menderita. Walaupun setiap orang boleh saja secara bebas memaknai arti bahagia bagi dirinya.tetapi sesungguhnya kebahagiaan itu kalau boleh dianalogikan,bagaikan menyusun puzzle,satu potong saya kosong,maka berarti puzzle gagal disusun.

Begitu juga kebahagiaan hanya dapat ditemukan bilamana dalam satu keluarga,terjalin hubungan batin yang baik,yang ditandai dengan  secara berkala,makan bersama dan saling berbagi kisah dalam suasana kekeluargaan.

Dengan uang,orang hanya dapat membeli kesenangan,tanpa peduli urusan anggota keluarga lainnya. Karena itu,sejak anak anak masih kecil.walaupun tiket sudah dibeli dan jadwal perjalanan sudah diatur,tetapi sewaktu salah satu anak kami sakit,maka kami batalkan perjalanan kami. Karena rencana perjalanan,kami susun agar kami berdua dan ketiga anak kami,dapat menikmati liburan bersama sama..Apalah artinya,bila kami tetap memaksa diri pergi,sementara pikiran dan jiwa kami terpaut pada rasa kuatir pada anak kami yang sedang sakit. Disamping itu, anak anak akan merekam seluruh peristiwa yang dialaminya. Walaupun tidak mungkin seorang anak melarang orang tuanya tetap berlibur ,sementara ia terbaring sakit,tetapi sejatinya jiwanya merekam saat saat yang bagi dirinya sangat melukai hatinya. Ditinggalkan orang tua ,dirinya yang sedang terbaring sakit,sungguh tidak akan pernah dilupakannya hingga kelak menjadi dewasa. 

Karena itu kelak ketika anak anak sudah dewasa dan memiliki keluarga masing masing,maka sikap mereka terhadap orang tua,sesungguhnya merupakan cerminan,bagaimana orang tua memperlakukan mereka sewaktu mereka masih kecil. Apakah hal ini yang disebut sebagai :"Hukum Karma" atau :"Hukum Tabur Tuai" tentu tidak ada urgensinya untuk dibahas disini. Karena tujuan artikel ini dibagikan,bukan  dalam konteks mau kepo urusan rumah tangga orang lain,tapi semata mata berbagi kisah hidup ,yang telah kami lalui. 

Kebahagiaan Adalah Satu Paket Dengan Keharmonisan Dalam Rumah Tangga

Kalau sekedar mau umbar pesona,betapa"bahagianya" diri kita,tentu tidak ada yang berhak melarang. Tetapi seperti sudah dilukiskan melalu ilutrasi diatas,kebahagiaan adalah satu paket dengan keharmonisan dalam rumah tangga. Pada waktu ,saya pernah posting tentang kami diajak jalan jalan oleh anak anak kami ,dikasih hadiah jam tangan rolex ,bahkan dikasih kendaraan baru Nissan X trail,ada pesan masuk ke WA saya :"Opa,saya sudah baca tulisan Opa di Kompasiana. Bagus Opa,tapi sejujurnya "too good to be true"  Apa yang saya ceritakan,bagi dirinya terlalu bagus untuk dipercayai sebagai sebuah fakta.

Tentu saja,setiap orang berhak memberikan penilaian,karena hidup ini sarat dengan penilaian penilaian. Dan kita tidak perlu memaksa orang untuk percaya apa yang kita katakan atau apa yang kita tulis. 

Kami berdua bersyukur kepada Tuhan dapat menikmati kebahagiaan di hari tua . Disayangi anak mantu dan cucu cucu,serta mantu cucu dan kedua cicit kami. Saat kami   sempat pulang kampung,berkali kali putera kami menjemput kami berdua untuk diajak makan malam .Begitu juga ketiga beberapa bulan lalu kami ke Wolllongong dan tinggal bersama puteri kami,setiap ada kesempatan kami selalu diajak jalan jalan dan makan bersama .Karena itu ,merawat kesehatan diri,tidak hanya bermanfaat bagi diri kita peribadi,tapi juga bagi anak anak kita. Bila kita sakit,maka anak akan akan ikut merasakan. Apalagi bila perlu dirawat dirumah sakit. 

Di Perth,hampir setiap minggu kami diajak makan oleh putra kami dan terkadang oleh cucu dan mantu cucu. Seperti kata peribahasa :'The most important thing in life is love and be loved" Yang terpenting dalam hidup ini adalah ,mencintai dan dicintai Dan kami sudah mendapatkannya. Termasuk disayangi oleh semua sahabat sesama Penulis di Kompasiana

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun