Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merangkak dari Titik Nadir (Lanjutan Ketiga)

29 September 2022   19:58 Diperbarui: 29 September 2022   20:11 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Walaupun suaranya sangat perlahan,tapi hubungan batin yang begitu mendalam antara anak dan orang tua,menyebabkan Andre terbangun. Ia baru sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahun ke 4 putera mereka. Menyaksikan puteranya sudah bisa berdiri dan tidak pucat lagi,entah darimana datangnya kekuatan dalam dirinya,sehingga ia bisa segera bangun dan turun dari tempat tidur. Memeluk putranya dan  bilang "Selamat ulang tahun ya sayang"

" Hmm papa,boleh minta kue ulang tahun pa?" Suara puteranya sangat perlahan penuh harap. Andre bagaikan tersengat aliran listerik. Ingin sekali ia membelikan kue tart sebagai kue ulang tahun ke 4 putera yang mereka kasihi sepenuh hati. Tapi darimana ia bisa mendapatkan uang? Untuk kerja bongkar muat barang,rasanya ia belum mampu. " Tanpa sadar air matanya menetes jatuh ke lantai gubuk mereka. Buru buru puteranya memeluknya ,sambil berkata :"Papa jangan menangis papa. Kalau belum ada uang ,tidak apa apa pa.permen saja ya pa"

Begitu mendengarkan betapa puteranya yang baru genap berusia 4 tahun,sudah tahu arti tenggang rasa, Andre sungguh tidak  mampu menahan tangisnya. Padahal terluka parah,ia tidak menangis ,tapi menghadapi situasi semacam ini,pertahannya rontok..

Lina ,isterinya menyaksikan adegan antara kedua  orang yang teramat dicintainya ini dan buru buru,masuk kedalam dan sesaat kemudian,keluar dengan membawa ,kue yang dibuat dari gabus bekas dan sepotong lilin. Kemudian membawa sepiring kecil berisi kue dadar,sambil setengah berteriak:" Ini mama sudah siapkan kue dadar kesukaan Man, Yuk kita rayakan ulang tahunnya ya."

Ia menyalakan lilin dan menyanyikan lagu: "Panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia. serta mulia serta mulia....hihip hura hihip hura  hihip hura .."

Dan mereka bertiga saling berpelukan,dengan air mata berlinang dengan perasaan bercampur aduk. Ada rasa syukur, putera mereka sudah mulai pulih,tapi sekaligus ada rasa sedih,tidak mampu membeli sepotong kue di hari ulang tahun putera mereka.........

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun