Silakan Simak Gaya Hidup Kami di Negeri Orang
Hampir semua orang berteriak :"Biaya hidup di Australia minta ampun mahalnya. Semua harga selangit" Â Pertanyaannya adalah :"Gaya hidup semacam apa? " Kalau mau meniru gaya hidup warga lokal,sarapan pagi di Cafe,makan siang di kantin, weekend makan di restoran."ya kalau hidup meniru gaya ginian,pulang ke Indonesia,harus berenang ,karena uang habis.Â
Tapi bila kita tinggal di negeri orang,tapi tetap menerapkan gaya hidup ala dikampung halaman,maka sesungguhnya ,tidak banyak bedanya,apalagi bila dibandingkan biaya hidup di Jakarta. Yang mahal adalah sewa rumah,seminggu minimal 250 dollar ,sebulan sekitar 1000 dollar atau setara ,10 juta rupiah  hanya untuk sewa rumah.  Syukur kami dapat tinggal dirumah yang disediakan oleh putera kami,jadi gratis tis tis...Â
Kembali ke Judul
Pagi hari,sarapan kami adalah telur setengah matang 2 biji masing masing,plus indomie sebungkus dan tentu tidak lupa secangkir capucinno dalam saccet, Makan siang,nasi dengan telur mata sapi dan sepotong rendang serta sayur,yang dimasak isteri tercinta. Kalaupun kami jalan jalan ke pantai,bukan berarti makan siang di rerstoran,karena minimal habis 50 dollar atau senilai 500 ribu rupiah. Jadi kami bawa bekal dari rumah dan menikmati makan siang di tepi pantai atau di taman umum dan tentu tak lupa bawa termos air hangat dimusim dingin ini,untuk secangkir kopi saccet. Malam hari ,kembali  kerumah dan makan nasi dengan rendang atau dendeng balado atau ikan goreng balado. serta sayur. Biaya untuk kebutuhan dapur,bila dibandingkan biaya hidup di Jakarta,hampir sama.Â
Bukan Pelit
Kami hanya ke restoran bila diajak oleh putra kami atau cucu kami serta bila ada tamu dari Indonesia yang berkunjung,maka kami ajak makan di restoran.Jadi bukan karena pelit,tapi kami merasa tidak ada manfaatnya,meniru gaya hidup warga lokal.yang lebih suka menikmati sarapan dan santap siang di cafe atau restoran.
Di rumah hanya ada televisi ,hadiah dari putra kami dan kursi tamu. Tentu saja ada dua laptop ,yakni untuk saya dan isteri,yang keduanya juga hadiah dari anak mantu cucu. Tidak ada barang pajangan,selain dari foto keluarga
Jadi tidak benar,bahwa hanya generasi mileneal saja yang tahu gaya hidup minimalis, generasi tempo doeloe seperti kami berdua,sudah sejak lama mengaplikasikan hidup dengan gaya hidup minimalis. Tapi teman teman nggak usah kuatir,bila berkunjung ke Australia dan bertemu kami berdua,maka kami akan ajak makan di restoran terbaik disini.
Tjiptadinata Effendi