Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hindarilah Melabel Orang dengan"Berusia Senja"

8 Juli 2022   08:30 Diperbarui: 8 Juli 2022   18:05 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan Lupa Peribahasa :"Kelapa jatuh,bumbangpun jatuh"

Kalau saya mengatakan ,istilah :"Senior" lebih bersifat menghargai orang yang sudah pensiun,jauh lebih baik ketimbang:"Lansia"ntar saya bisa dianggap :"tidak berjiwa nasional".

Makanya memilih diam. Kalau di Australia, semua orang yang sudah memasukki usia pensiun disebut dengan satu istilah:"Senior Citizen" yakni warga senior.

Kalau mengalami kecacatan,hingga tidak mampu melakukan aktivitas seperti layaknya orang lain,maka disebut dengan istilah :"Disable". Yang mendapatkan prioritas ,sejak dari tempat parkir,tempat duduk di dalam bis ,kereta api,maupun di tram. Penyematan istilah :"Sudah berusia senja" seakan meramalkan,bahwa sesaat lagi malam akan tiba ,yang secara vulgar diartikan,hidupnya tidak akan lama lagi. 

Padahal sebagai orang yang mengaku beriman,kita semua yakin,bahwa usia berada di Tangan Tuhan.  Seperti kata peribahasa:"Kelapa jatuh,bumbangpun jatuh" Bagi yang sudah pernah menyaksikan pohon kelapa dari dekat,cobalah perhatikan,dibawah pohon,ada kelapa tua dan juga ada :"putik kepala:" yang disebut :"Bumbang"ikut jatuh. 

Bila analogi ini dijadikan kilas balik dalam kehidupan,dapat dipetik maknanya,bahwa kalau takdir sudah memanggil,maka tidak memilih tua ,muda ataupun masih bayi.

Arif Dalam Bertutur Kata

Karena itu alangkah eloknya,kita arif dalam bertutur kata,maupun dalam saling berkomentar. Hindarilah istilah :"sudah berusia senja" atau "sudah bau tanah" ,karena seperti yang sudah disebut di atas usia seseorang berada di Tangan Tuhan, bukan kita yang menentukan.

Dengan cara demikian,kita dihindari dari kata kata yang dapat melukai hati orang lain,khususnya yang disebut sebagai :"sudah berusia senja" atau "sudah bau tanah" . Jangan lupa,bila Tuhan mengizinkan,kita semuanya suatu waktu akan menjadi tua. Bila tidak mampu memilah kata,mana yang dapat melukai hati orang atau tidak,maka dalam hal ini mungkin lebih baik mengunakan cara :"Silent is gold".

Lebih baik diam,daripada komentar menyakiti hati orang . Jangan lupa,sebilah pisau dapat melukai satu atau dua orang,tetapi kata kata yang tidak tepat,dapat melukai hati ribuan orang. 

Atau dalam kilasan lain:"Sebutir peluru hanya dapat menembus satu kepala.tetapi sebuah tulisan dapat menembus jutaan kepala" Karena itu ,mari kita arif dalam memilih kata dalam berkomunikasi,maupun dalam saling berkomentar

Hanya renungan dipagi hari

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun