foto apartement dimana kami tinggal sewaktu di Jakarta ,dijepret dari lantai  27 BL Mediteranean Boulevard Apartement../semua foto adalah dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi
Jakarta Kota Kenangan
Kami meninggalkan Kampung Halaman pada tahun 1990. Awal pertama tinggal di Jalan Pisok, Bintaro Jaya Sektor 5. Kemudian setelah unit apartment di Mediterranean Lagoon Residences siap huni,kami pindah ke Kemayoran  Tepatnya di Mediterranean Lagoon Residences 18 U. Jakarta pusat. Angka 18 U ini sengaja saya pilih tepat Ultah isteri tercinta 18 July.
Disini pertama kali merasakan tinggal di Apartment  Dengan fasilitas:
- Swimming pool
- Whirlpool.(kolam air hangat dengan air yang bergerak)
- Sauna.
- Fitness
- Cctv di guest room
- Security 24 hours.
Mau berenang? Tidak perlu bawa handuk karena sudah disediakan dalam ukuran large. Kami cukup memperlihatkan kunci akses apartement. Kolam renang airnya jernih ,hingga tampak dasarnya,yang terdiri dari kolam renang untuk anak anak dan yang baru belajar berenang,serta kolam renang untuk orang dewasa. Â Puas berenang dan merasa kedinginan, ada Sauna dimana disediakan kamar yang bersifat privasi,jadi bukan sauna yang masuk ramai ramai,seperti tampak pada film Jepang.Â
Bagi yang tidak hobi berenang,bisa memanfaatkan ruang Fitness yang lapang dan apik. Semua fasilitas ini sudah termasuk dalam biaya maintenance fee yang setiap tahun harus dibayar,yakni sekitar 12 juta rupiah,sesuai luas bangunan.
Bagaimana dengan Banjir dan Kemacetan?
Terlepas dari kaitannya dengan masalah politik,memang harus diakui,Jakarta macet dan banjir. Tapi bagi yang sudah pernah ke Bangkok, dijalan raya bisa macet selama dua jam  dan bukan hanya kebetulan ,tapi berulang kali. Kami juga sudah ke Kairo, dijalan raya,kendaran stop,hanya karena anaknya,mau pipis dipinggir jalan. Bahkan orang sambil baca koran,berjalan melenggang menyebrang jalan raya,hebat nggak ? Kami juga sudah berkunjung ke Athena,yang lalu lintasnya amburatul,menggalahkan Jakarta
Karena itu,walaupun cukup banyak orang yang melantunkan lagu sumpah serapah terhadap Jakarta,yang liriknya berbunyi:
Jakarta macet,Jakarta banjir dan Jakarta brengsek" tapi bagi kami berdua , Jakarta adalah kota kenangan yang tak akan pernah terlupakan
Tjiptadinata Effendi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI