Terlalu Banyak Berharap Berpotensi Menciptakan Stress
"Hope is a power" Harapan adalah sebuah kekuatan. Karena bila orang hidup tanpa harapan,berarti sudah putus asa dan orang yang putus asa sesungguhnuya sudah mati,sebelum kematian sesungguhnya menjemputnya.Â
Tetapi over expectation atau terlalu banyak berharap,maka bersiap siaplah untuk menerima kekecewaan demi kekecewaan. Karena ada banyak hal yang berada diluar kendali kita.Â
Kilas Balik Dalam Dunia Tulis Menulis
Prinsip diatas,bila dijadikan kilas balik dalam dunia tulis menulis,mungkin dapat mencegah orang berhenti menulis . Seandainya saya mempunyai segudang harapan saat mulai menulis,misalnya  berharap agar :
tulisan mendapatkan tempat di Artikel Utamamasuk kategori Nilai Tertinggi dan Terpopuler
masuk dalam daftar Penerima K Rewards
masuk Trend Pekan ini
dibaca oleh ratusan orangÂ
dan seterusnya dan seterusnya
Bila hal ini yang mendasari saya  menulis,maka sudah sejak lama,saya tidak akan menulis lagi.Karena semua harapan saya,tidak terpenuhi. Kekecewaan demi kekecewaan,yang menghadang,menyebabkan semangat saya untuk tetap menulis merosot terus hingga suatu waktu berada dititik terendah . Dan pada akhirnya saya akan menghilang dari Kompasiana dan tidak mungkin saya mampu bertahan hingga hampir sepuluh tahun di Kompasiana
Meminimalkan Harapan
Karena sejak dari awal menulis,saya sudah meminimalisir harapan demi harapan dalam menulis di Kompasiana,maka saya mampu bertahan menulis secara non stop setiap hari,selama hampir 10 tahun.Â
Kalau menggunakan matematika sederhana,bila saya menulis setiap hari satu artikel,sesuai dengan target awal:"One day one article" maka selama 10 tahun,berarti total tulisan saya adalah :Â
10 x 365 artikel - = 3.650 artikel
ternyata target untuk :"One day one article" Â sudah terlampau,karena dari data yang ada di profile tercatat hingga hari ini :6.351 artikel. Saya menerima kenyataan,bahwa zaman sudah berubah,kalau dulu tulisan saya setiap minggu ada yang masuk ke Headline,tapi kini setahun belum tentu sekali.
Hal ini menandakan,bahwa "the golden priode " bagi penulis old crack seperti saya is over. Zaman keemasan bagi Penulis gaek  sudah berakhir. Kalau saya masih meletakkan  harapan seperti zaman keemasan,maka saya akan dihadapkan pada pilihan :"Take it or leave it" Dan hal ini akan sangat menyakitkan,
Tetapi karena saya sudah menerima kondisi seperti ini secara ikhlas,maka saya tetap menulis setiap hari ,dengan harapan,masih ada yang mau membaca dan mengomentari tulisan saya,itu saja sudah saya syukuri
Inilah kata kunci,mengapa saya mampu bertahun menulis hingga hampir genap sepuluh tahun,karena niat saya menulis adalah untuk berbagi cuplikan pengalaman hidup,yang mungkin ada manfaatnya bagi orang lain.Dalam hal ini saya selalu berpegang pada prinsip:"Giving is giving" .
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H