Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Walaupun Tidak Ditengok Orang Matahari Tetap Bersinar

15 April 2022   09:24 Diperbarui: 15 April 2022   09:28 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com 

Tetaplah Berbagi  Kebaikan Walaupun Tidak Semua Orang Menghargai Kita

Belakangan ini heboh tentang pamer diri, pamer kekayaan, pamer kekuasaan, pamer kehebatan menjadi viral dan menciptakan pro dan kontra. 

Tapi tulisan ini tak hendak ikut latah menghabiskan waktu secara sia sia membahas hal yang tak berguna tersebut. 

Lebih baik kita manfaatkan waktu yang tak  ternilai sebagai karunia Tuhan untuk mengisi dengan hal hal yang bermanfaat bagi orang banyak 

Bukankah ada tertulis "Sebaik baiknya orang adalah orang yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain?" Atau dalam bahasa yang keminggris minggrisan "The beauty of life not depend on how happy my life, but how happy the others because of me" Yang pada intinya hidup kita baru ada artinya bila kehadiran kita memberikan manfaat bagi orang disekitar kita.

Hindari Menonjolkan Diri Sebagai Orang Yang Paling Hebat

Sebagai manusia biasa, maka adalah wajar bila setelah berkerja keras dan berusaha untuk mengaplikasikan hidup berbagi mendapatkan ucapan terima kasih yang merupakan penghargaan atas apa yang sudah kita lakukan. 

Tetapi seandainya terjadi sebaliknya dimana bukannya mendapatkan ucapan terima kasih,tapi malah semua yang dilakukan sama sekali tidak dihargai, maka pandangkah Sang Mentari. 

Setiap hari setia  menghangatkan tanpa menghanguskan, walaupun tidak dilihat orang ataupun ada yang berterima kasih, malah terkadang diomelin "Panas amat, gila nih matahari". Orang tidak sadar bahwa bila matahari tidak lagi terbit, maka kita semuanya akan mati kedinginan.

Alam Takambang Jadi Guru

Bergurulah pada alam yang terkembang. Salah satunya belajar dari Matahari walaupun tidak ditengok orang atau tidak dihargai, tetap setia menyinari bumi setiap hari. 

Atau belajar ke Samudera yang telah menyediakan aneka ragami makanan bagi manusia seperti  aneka ragam ikan dan hewan laut lainnya yang sarat dengan khasiat untuk kesehatan manusia. 

Tapi apa yang dilakukan sebagian orang? Bukannya berterima kasih dengan menjaga kebersihan,malahan semua sampah dilemparkan kedalam samudera. 

Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir  yang sering kita baca "Belajar sejak dari buaian hingga keliang lahat"

Renungan di hari Jumaat pagi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun