Yang Repot adalah MerawatnyaÂ
Kalau di Indonesia ada keluarga yang terdiri dari suami isteri dan anak masing masing punya kendaraan pribadi sudah dianggap orang kaya. Tetapi beda negeri, beda kondisi serta sudut pandang.Â
Di Australia sama sekali orang tidak akan kagum bila berkunjung ke rumah sahabatnya dan disana ada 5 kendaran.Â
Contoh paling mudah adalah keluarga putera kami. Masing masing punya kendaraan sendiri sendiri sehingga terdapat 7 kendaraan, yakni milik putera kami, isterinya, kedua puteranya yang sudah menikah dan satu lagi yang masih kuliah.Â
Karena disini adalah suatu hal yang umum suami dan isteri bekerja di kantor yang berbeda, sehingga tidak memungkinkan menggunakan satu kendaraan untuk seluruh keluarga .
Kendaraan Manual  Hanya 2.000 Dollar
Sewaktu masih tinggal di kota Wollongong bersama puteri maka kami tidak mungkin minjam kendaraan puteri kami karena ia juga sangat sibuk. Maka kami beli sedan second hand yang masih layak jalan dengan harga hanya 2 ribu dollar atau senilai 20 juta rupiah. Karena kendaran manual disini sangat murah.
Tetapi ternyata biaya perawatannya sangat mahal sehingga sewaktu sudah rusak berat biaya perbaikannya lebih mahal ketimbang harga kendaraan tersebut yakni Sedan Nissan. Akibatnya saya harus membayar ongkos buang kendaraan sebesar 400 dolar karena mogok dijalan
Pengeluaran  Untuk BBM Setiap Minggu
Sebelum harga BBM meroket, kami biasanya mengeluarkan dana sebesar 60 dolar atau setara 600 ribu rupiah perminggu. Tapi semenjak harga BBM mencapai 2 dollar maka pengeluaran dana untuk BBM meningkat menjadi 98 dolar atau setara 1 juta rupiah perminggu. Berarti setiap bulan biaya untuk BBM saja mencapai 4 juta rupiah.
Memiliki kendaraan bukan karena gengsi tapi sudah merupakan kebutuhan pokok. Memang ada bus umum dan kereta api, tetapi kendaraan umum hanya melalui rute tertentu saja sehingga bila ingin  ke daerah yang jauh harus menggunakan taksi. Dan sekali naik taksi berkisar 20-25 dolar. Sehingga bila bolak balik seharian menggunakan taksi maka pengeluaran akan sangat fantastis.Â
Karena itu memiliki kendaraan pribadi, bukanlah karena gengsi gengsian, melainkan karena merupakan sebuah kebutuhan
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H