Bisnis Kuliner
KhususnyaSering kita saksikan pada satu lokasi menumpuk beberapa rumah  makan yang berjejeran pada satu jalan yang sama Tetapi ada yang sangat ramai sehingga orang mau antrian hingga diluar ruangan, tapi sebaliknya ada rumah makan yang sepi.
Mengapa bisa terjadi demikian? Ada beberapa alasan, antara lain:
restoran tidak terjaga kebersihannya
layanan yang tidak maksimal
rasa masakan tidak enakÂ
Pada umumnya orang memilih makan siang ataupun makan malam di restoran bukan semata mata karena demi perut kenyang, melainkan sekaligus mendapatkan suasana yang cocok untuk refreshing bersama keluarga.Â
Sehingga selisih harga makanan bukanlah menjadi bahan pertimbangan utama. Melainkan kebersihan restoran.Â
Bila sekali orang menyaksikan ada lalat yang berterbangan dalam restoran ataupun saat ke toilet mendapatkan toilet kumuh, maka hari itu akan merupakan hari terakhir ia mengunjungi restoran tersebut.Â
Bahkan terlebih jauh setiap kali ada sahabat atau keluarganya yang akan ke restoran akan selalu diingatkan "Jangan ke restoran ABCD, tidak bersih" Atau "Masakannya tidak enak" Â Dan dalam waktu singkat restoran tersebut dapat diramalkan akan tutup buku.Â
Membuang Semua Sisa Makanan Kedalam Tempat Sampah
Tidak jarang tamu memesan masakan terlalu banyak sehingga tidak habis. Ataupun porsinya terlalu besar bagi perut anak anak.Â
Maka selesai satu keluarga makan siang dan akan meninggalkan meja makan, tampak masih banyak makanan yang masih utuh disana. Tetapi  Pelayan restoran akan menuangkan seluruh isi piring kedalam ember untuk dibuang ketempat sampah.
Bilamana karena merasa sayang membuang makanan dan Pelayan restoran membawa masuk makanan kedalam, maka hal ini akan memicu praduga dari para pengunjung lainnya "jangan jangan ntar sisa masakan ini disajikan lagi pada tamu lainnya"
Layanan Yang Prima
Kalau di Rumah Makan Padang bilamana kita ingin minta tambah nasi maka adalah hal biasa dengan suara agak setengah berteriak "Tambuah ciek da. tolong agieh kuahnyo yo da"
Tapi beda restoran beda pula tradisinya. Kalau di restoran Chinese, nasi akan dihidangkan sesuai permintaan dan diletakan dalam termos, terserah mau menyendok sesuai selera. Â Dan bilamana mimunan di teko habis tidak perlu teriak teriak, tapi cukup membuka tutup teko dan meletakkan secara terbalik. Mereka sudah tahu ini petanda minta agar air teko di isi ulang.
Ramah Tamah
Kalau di Cafe biasanya Pelayan menawarkan minuman dengan menyapa para pengunjung "Good morning darling. what can I do for you" sambil tersenyum manis.
Tetapi berbeda dengan di restoran Chinese, mereka menghormati tamu dengan membungkukkan badan sewaktu menerima pesanan maupun sesudah menerima pembayaran.
Hal hal yang tampak sangat sepele, tapi justru menjadi faktor penentu sukses tidaknya bisnis kuliner.
Seperti tampak pada gambar, orang ikhlas antrian hingga barisan panjang karena restoran memiliki daya tarik yang tidak dimiliki restoran lainnya.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H