Yang Bergabung Dalam "NATO"
Ada yang berpendapat bahwa  yang terjadi antara Rusia dan Ukraina adalah peperangan. Tetapi ada juga yang membantah dan menyebut istilah yang lebih tepat bukan Perang, melainkan Invasi negara Rusia ke negara Ukraina.Â
Apapun istilah yang tepat,yang jelas hal ini telah menghancur leburkan sendi sendi kehidupan orang banyak,sehingga ratusan ribu orang khususnya anak anak dan wanita melarikan diri ke negara tetangga,seperti Polandia dan Jerman dan seterusnya.Â
Menyaksikan cuplikan rekaman video tentang kondisi para pengungsi, walaupun dalam durasi hanya beberapa puluh detik, sudah cukup meluluh lantakan perasaan kita sebagai sesama manusia.
Tetapi ternyata, perang yang berkecamuk antara tentara Rusia melawan rakyat Ukraina, tidak hanya melahirkan rasa empati, tetapi juga melahirkan ribuan "Akhli strategi perang dadakan", yang begitu piawai menceritakan bagaimana cara terbaik mengalahkan tentara Rusia, yakni dengan cara "menghilangkan" Putin dari muka bumi. Mungkin Ahli strategi perang yang satu ini terinspirasi oleh ulah David Copperfield merupakan illusionst paling terkemuka di dunia. Bahkan saking ajaibnya, banyak yang menduga bila Copperfield bersekongkol dengan iblis untuk menyempurnakan aksi sulapnya.Â
Hal yang melambungkan namanya kelangit ketujuh adalah saat ia  berusia 63 tahun menghilangkan patung Liberty di Amerika Serikat pada tahun 1983 dan berjalan menembus tembok besar di Cina tahun 1986.  Nah, bayangkan kalau David mampu menghilangkan Patung Liberty, maka untuk menghilangkan Putin, hanya perkara kecil baginya.  Mungkin kira kira begitu cara berpikir akhli strategi perang dadakan yang satu ini.
Media Bertaburan Pendapat  Para "Pakar Perang "
Maka seperti dapat sama sama kita saksikan,sejak dari belum terbitnya mentari,hingga mentari kembali ke peraduan dan digantikan oleh rembulan. seluruh media daring sarat bertaburan adu strategi perang, berdasarkan pendapat para akhli dadakan ini. Â Uniknya, walaupun mereka berbeda pendapat dan sudut pandang strategi, tapi semuanya bergabung dalam satu wadah, yakni NATO - yakni No Action Talking Only.Â
Apalagi dalam WAG, wuih ramai banget saling bantah dan saling argumentasi tentang tentara Rusia tidak paham strategi perang, karena itu tidak mampu dalam waktu singkat mengalahkan Ukraina. Â Saya langsung menjadi Silent Reader, karena merasa segan langsung left dari grup.Â
Syukurlah masih ada sekelompok kecil masyarakat yang tetap sadar diri, bahwa dalam kondisi seperti ini, maka jalan terbaik adalah ikut mendoakan para korban perang, karena tidak mungkin dapat membantu secara phisik. Disamping jarak yang sangat jauh, juga adalah sebuah tindakan bunuh diri, bila nekad mau membantu Ukraina secara phisik .
Humor ini hanya sebuah bentuk keprihatinan ,menyaksikan betapa sibuknya "wartawan perang" yang sekaligus merangkap akhli strategi perang dalam membahas tentang bagaimana seharusnya memenangkan peperangan, padahal sama sekali tidak tahu kondisi yang sesungguhnya bahkan belum pernah merasakan bagaimana rasanya berada dalam situasi dan kondisi peperangan yang sesungguhnya. Sebagai orang yang terlahir di era Dai Nippon,saya sungguh merasa ketinggalan zaman
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H