Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Godaan untuk Berhenti Menulis Sangat Besar

6 Maret 2022   21:27 Diperbarui: 6 Maret 2022   21:30 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest.com https://tr.pinterest.com/rusyena/woman-writing/

Pentingnya Kembali Keniat Awal

Segala sesuatu yang dilakukan,selalu ada enak dan  tidak enaknya. Begitu juga dalam hal dunia tulis menulis. Ada masa keemasan ,dimana tulisan kita selalu ditunggu orang dan menempati urutan pertama . Baik mendapatkan tempat di Headline maupun berada di Nilai Tertinggi ,bahkan sekaligus terpopuler. 

Dalam kondisi seperti ini,maka menulis sungguh sangat menyenangkan dan semangat yang melimpah limpah. Tidak ada keluhan :" lagi nggak mood atau lagi buntu idea"  Dalam kalimat lain,dimasa masa mengalami Golden Priode ,setiap orang akan terobesesi untuk menulis setiap hari,tanpa jedah.

Tetapi bukan hanya dalam dunia tulis menulis,dalam dunia musik pun terdapat  masa masa keemasan. Lagu lagu yang dulu ditunggu dan kasetnya diperebutkan orang,secara perlahan tapi pasti akan menjadi penghuni gudang,karena golden priode is over. 

Begitu lagu ciptaannya tidak lagi dilirik orang,maka pengarang lagunya pun  tidak lagi bergairah untuk terus mengarang lagu.

Kembali Kejudul

Begitu juga dalam dunia tulis menulis,dikala para pembaca mulai beralih kepada berita berita yang lagi hot dan menjadi pembicaraan dimana mana,maka dengan sendirinya tulisan yang sifatnya monoton dalam membahas nilai nilai kehidupan berkeluarga ,sudah tidak lagi menarik .Bahkan  pembacanya tidak lebih dari dua digit.  

Ini bukanlah masalah K Reward atau perkara gengsi gengsian,tetapi bagaimanapun seorang Penulis tidak akan mampu melepaskan dirinya secara total dari perasaan. 

Pada saat seorang Penulis sadar bahwa tulisannya hanya  dilirik belasan orang,maka pada saat itu godaan untuk berhenti menulis akan terasa sangat besar. 

Disertai pertanyaan :

buat apa terus menulis?

bukankan banyak hal lain yang bisa dikerjakan?

ada hobi mancing yang mungkin bisa dapat ikan

atau menekuni hobi berkebun yang kelak menghasilkan

mengapa mau menghabiskan waktu untuk menulis dan hanya dibaca belasan orang ?

tulisan sudah tidak lagi dilirik orang,gengsi dong ,masa tetap mau menulis?

dan seterusnya

Silakan diingat berapa banyak para Penulis di Kompasiana yang dulunya sangat rajin menulis,kini tidak pernah lagi menulis? 

Bahkan saat dihubungi,untuk mengajak agar kembali menulis ,jawabannya sungguh sangat menyedihkan hati,yakni:" Maaf ya pak Tjip. saya tidak mau lagi membicarakan tentang Kompasiana " Rasanya sedih banget . Tetapi itulah kenyataannya

Untuk mengatasi godaan ini,kembalilah  keniat awal.Niat awal menulis adalah untuk mengaplikasikan hidup berbagi ,serta sekaligus merupakan untuk mencegah kepikunan.  

Menulis juga merupakan cara melatih otak agar tetap sehat lahir dan batin. Dengan kembali ke niat awal menulis, maka satu persatu godaan untuk berhenti menulis dapat diatasi . 

Kalau menulis untuk dibaca orang lain tidak lagi mengairahkan,maka menuliskan demi kebaikan diri sendiri. Minimal menulis adalah mencegah kepikunan 

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun