Lompong Sagu
Berjibun cara dan gaya orang dapat memetik pelajaran berharga untuk diadopsi menjadi bagian dari kearifan hidup. Salah satunya adalah dengan menyimak lirik lagu yang bermakna .
Salah satu contoh adalah lagu berjudul :"Lompong Sagu"  Bagin saya sebagai orang yang  dilahirkan di Padang tentu sudah  hafal lirik lagu ini karena sudah ratusan kali mendengarkan dan menyanyikan walaupun dengan suara serak serak false.  Untuk yang mungkin masih merasa asing dengan lagu ini maka izinkan saya mengutip disini .
 [Versi Oslan Husein]
Lompong sagu, lompong sagu bagulo lawang – 2x
Di tangah-tangah, di tangah-tangah karambia mudo – 2x
Sadang katuju, sadang katuju diambiak urang – 2x
Awak juo, awak juo malapeh hao – 2x(sumber: https://laguminanglamo.wordpress.com/2007/07/31/lompong-sagu/)
Pesan MoralÂ
Dapat dijadikan kilas balik dalam kehidupan dimana seorang pemuda jatih hati pada seorang gadis .Tetapi karena  terlalu banyak pertimbangan , gadis tersebut keburu dilamar pria lain dan menikah  Akibatnya si Pemuda , sebut saja namanya David hanya bisa menelan rasa kecewa karena gadis pujaan hatinya"diambil" orang lain.
Hal ini tentu bisa terjadi timbal balik,bukan hanya pada diri seorang pria,tapi juga bisa terjadi pada diri seorang wanita. Dan lebih jauh lagi,pesan moral yang tersirat dalam lagu Lompong Sagu ini,sesungguhnya merambah keseluruh ruang hidup. Buktinya,ada begitu banyak lulusan sarjana,tapi gagal dalam meraih impian hidupnya,lantaran terlalu banyak berpikir,sehingga tidak berbuat apapun. Silakan disimak kehidupan orang orang yang seluruh hidupnya hanya berkutat seputar teori. Mungkin saja namanya melambung sebagai ilmuan,tapi kehidupan yang sesungguhnya sangat memprihatinkan.
Bila ingin mencapai goal dalam kehidupan
- tetapkan target yang ingin dicapai
- fokus
- yakini
- kerjakanÂ
- jangan pernah putus asa
Try and try again and at last you will success!
 Jangan lupa,kita hidup dialam nyata,sehingga perlu tindakan nyata,bukan hanya sebatas angan angan dan memikirkan teori yang hebat hebat ,but do nothingÂ
Pikir itu Pelita Hati Terlalu Banyak Berpikir Akibatnya Makan HatiÂ
Tjiptadinata EffendiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H