Terkadang Ada Rasa Tidak Puas?
Ya wajarlah. Karena setelah menghabiskan waktu  untuk menulis artikel dan yakin banget bahwa tulisan kita akan masuk ke Headline ee ternyata hanya masuk ke hl kecil saja, yakni highlight. Karena sudut pandang kita dan Admin belum tentu sama. Sehingga tulisan yang menurut kita sudah sangat baik, menurut Admin hanya tulisan biasa biasa saja.Â
Apalagi bila dapat: "Surat Cinta" dari Admin yang intinya berbunyi: "Sesuai ketentuan Kompasiana, maka tulisan anda yang berjudul ......" kami hapus."Â
Rasanya gimana tuh? Â Mau marah,mau protes atau mengomel panjang pendek? Â Sampai disini tentu merupakan hal yang sangat wajar. Secara pribadi, saya juga terkadang menulis yang isinya omelan panjang lebar. Mengapa tulisan saya di lockdown sepanjang tahun dari Headline?Â
Tapi walaupun mengomel panjang pendek, saya tidak pernah berhenti menulis. Karena kalau kita ngambeg dan memutuskan tidak akan menulis lagi, memang itu adalah hak kita. Tapi sesungguhnya yang rugi adalah diri sendiri. Bagi Kompasiana, satu orang keluar atau memutuskan resign dari Kompasiana, ada ratusan orang yang segera menggantikannya.
Mengapa Sibuk Urusan Orang Lain?
Karena bagi saya pribadi, sebagai sesama sahabat menulis di Kompasiana, kalau ada yang sudah berminggu minggu tidak menulis, maka alangkah eloknya, dikunjungi secara pribadi via WA, untuk menanyakan apakah sakit atau hanya sibuk? Ternyata niat baik kita sebagai tanda peduli akan sesama. Penulis, mendapatkan respon yang membuat hati kita menjadi sedih. Karena jawabannya sungguh sama sekali tidak disangka. Â
Tentu tak elok bila saya tuliskan disini,karena hanya akan menyebabkan suasana persahabatan kita menjadi tergores. Ternyata telah terjadi perubahan sikap dari masa kemasa. Kalau secara pribadi,saya sangat senang bila ada yang menanyakan tentang kondisi saya, sebagai ungkapan perhatian, ternyata di era mileneal ini,orang merasa tersinggung bila ditanyai mengapa tidak menulis lagi di Kompasiana?
Ternyata di era mileneal ini, saya harus belajar banyak bagaimana seharusnya bersikap dalam menjalin hubungan persahabatan dengan generasi mileneal, agar niat baik jangan sampai menjadi bumerang. Boleh jadi sudut pandang dan pengertian tentang arti seorang sahabat berbeda, karena perbedaan usia yang terpaut jauh,menyebabkan sudut pandang menjadi berbeda.Â
Tapi tidak mengapa, karena memang setiap orang berhak berbeda. Yang penting adalah, jangan berhenti menulis,hanya karena rasa tidak puas atau kecewa. Kalaulah boleh saya sarankan, kembalilah ke niat awal menulis.
Karena kalau kelamaan tidak menulis, kelak akan merasa kikuk dan gamang, bila harus mulai lagi dari awal. Tetapi seperti kata peribahasa: "The choice is yours"Â
Hanya renungan di malam MingguÂ